Walmart menyebut pihaknya mengalami masalah teknis pada Maret lalu, yang membuat pelanggan harus membayar lebih untuk barang yang dibeli. Masalah ini terjadi di sejumlah toko Walmart di Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, Kamis (30/5/2024), masalah berlangsung selama berhari-hari dan mengakibatkan Walmart membebankan biaya berlebih kepada pelanggan atas pembelian ribuan item, termasuk makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya.
Terkait ini, Juru bicara Walmart Mischa Dunton memastikan pihaknya sudah menemukan masalah tersebut, dan kini mereka fokus pada pelanggan yang terkena dampak. Walmart berkomitmen mengembalikan dana para pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pihaknya tidak menjelaskan berapa nominal jumlah kelebihan bayar maupun jumlah produk yang terkait itu. Januari lalu Walmart setuju untuk membayar US$ 45 juta untuk penyelesaian gugatan class action di Florida untuk masalah serupa.
Gugatan itu menuduh Walmart membebankan biaya berlebihan kepada pembeli untuk sekantong buah jeruk dan beberapa produk daging, unggas, dan makanan laut. Namun, perusahaan membantah melakukan kesalahan.
Sejak pandemi ini, Walmart telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan tokonya dan teknologi dasar yang mendukung ribuan operasi ritelnya. Pada Oktober tahun lalu, mereka mengatakan akan menginvestasikan US$ 9 miliar, termasuk menambahkan lebih banyak opsi pembayaran mandiri.
Hal ini tidak selalu berjalan mulus. Pada bulan Februari, Wall Street Journal melaporkan Walmart mengalami pemadaman listrik yang menyebabkan proses transaksi terganggu.
Simak juga Video: Seru! Jalan-jalan ke Supermarket Jepang di PIK 2 yang Instagramable