Belajar dari Youtube, Eks Tukang Listrik Ini Sukses Cuan Rp 16 M Lebih

Belajar dari Youtube, Eks Tukang Listrik Ini Sukses Cuan Rp 16 M Lebih

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 01 Jun 2024 13:30 WIB
Celebrating success. Low angle view of excited young businessman keeping arms raised and expressing positive while standing outdoors with office building in the background
Foto: Getty Images/iStockphoto/pondsaksit
Jakarta -

Belajar memulai bisnis bisa dari mana saja. Hal ini seperti yang dibuktikan seorang pengusaha muda asal Amerika Serikat, Sydney Bencriscutto, yang membangun bisnis dengan omzet miliaran rupiah hanya dengan ilmu yang didapat dari YouTube.

Melansir dari Business Insider, Jumat (31/5/2024), pada awalnya Sydney (34) bekerja sebagai tukang listrik panggilan sejak 2010 lalu. Sesekali dirinya juga menjalani pekerjaan sampingan sebagai penyanyi hip-hop untuk tambah-tambah penghasilan.

Namun setelah lebih dari sepuluh tahun melakoni pekerjaan itu, ia merasa tidak memiliki cukup uang. Terlebih pada 2020 lalu, dia dan sang istri baru memiliki seorang anak berusia enam. Kondisi ini tentu membuat beban finansialnya makin besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suatu malam, saya menemukan video tutorial YouTube berdurasi hampir lima jam tentang membangun merek pribadi oleh Dan Vas. Saya begadang menulis enam halaman catatan tentang keseluruhan proses (membangun merek pribadi)," katanya kepada Business Insider.

"Keesokan paginya saya dengan penuh semangat memberi tahu istri saya tentang gagasan itu (memulai bisnis sendiri), dan dia setuju," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Merasa belum memiliki cukup ilmu, ia kemudian membaca buku bisnis seperti 'Rich Dad Poor Dad' dari Robert Kiyosaki dan 'Amazon FBA for Beginners' oleh Ryan Stephens. Sydney juga mulai menjadi pendengar podcast bisnis untuk menyerap sebanyak mungkin informasi tentang e-commerce.

Semua itu dilakukannya dari pagi hingga larut malam. Bermodalkan pengetahuan dari Youtube, Sydney memulai memutar otak mencari ide bisnis yang bisa dilakukan, sampai akhirnya ia mulai menjual wiski melalui e-commerce.

"Saya menemukan pemasok yang sempurna untuk produk siap dijual (wiski) dan menambahkan merek saya sendiri untuk menjadikannya unik," ucapnya.

Hanya dalam waktu tiga bulan, Sydney kebanjiran order dan menjual ke lebih dari 500 pelanggan. Dari sana ia bisa meraup cuan hingga US$ 8.000 atau setara dengan Rp 130 juta (kurs Rp 16.250).

Tidak sampai di situ, Sydney mengaku pernah mendapat untung lebih dari US$ 100.000 (Rp 1,62 miliar) hanya dalam kurun waktu satu bulan pada 2020 lalu. Berkat itu ia mulai mengembangkan bisnis onlinenya.

Setelah kesuksesan itu dia makin giat berbisnis. Tak hanya minuman, dia juga menjual dompet, lilin, dan banyak barang lain di Etsy dan Amazon lewat merek berbeda. Semuanya dilakukan seorang diri, dari mulai pengemasan, iklan, dan merancang desain grafis.

Dari semua bisnisnya itu, hingga Maret 2024 kemarin Sydney mampu meraup pendapatan hingga US$ 1 juta atau setara dengan Rp 16,25 miliar. Ia berharap sepanjang tahun ini bisnisnya itu bisa mendapatkan US$ 2,5 juta (Rp 40,62 miliar).

Namun agar bisnisnya bisa terus berjalan, ia tidak menggunakan semua keuntungan yang didapat untuk keperluan pribadi. Sebaliknya, Sydney hanya mengambil US$ 150.000 atau Rp 2,43 miliar sebagai gaji tahunannya.

"Saya membayar gaji saya sendiri sekitar US$ 150.000 (Rp 2,43 miliar per tahun), namun saya bisa menghasilkan lebih banyak uang jika penjualan bisnis itu mencapai target," katanya.

(fdl/fdl)

Hide Ads