Manfaatkan KUR BRI, Petani Jambu Kristal di Purworejo Bisa Panen 700 Pohon

Manfaatkan KUR BRI, Petani Jambu Kristal di Purworejo Bisa Panen 700 Pohon

Inkana Putri - detikFinance
Senin, 03 Jun 2024 13:02 WIB
Dalam pemberdayaannya, BRI memiliki pembinaan salah satunya pada klaster pertanian jambu kristal di BRI Unit Ketawangrejo Kutoarjo.
Foto: Dok. BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk turut berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian. Hal ini mengingat pertanian menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia.

Dalam pemberdayaannya, BRI memiliki pembinaan salah satunya pada klaster pertanian jambu kristal di BRI Unit Ketawangrejo Kutoarjo.

Ketua Klaster Jambu Kristal Tanwidjie Suyanto (46) merupakan salah satu nasabah BRI yang berhasil membudidayakan jambu kristal di Purworejo dengan brand Jambu Kristal Tanwidjie.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria asal Munggangsari, Grabag, Purworejo ini bercerita nama 'tanwidjie' berasal dari akronim Bahasa Jawa 'tanpa wiji', atau tanpa biji dalam Bahasa Indonesia. Dalam membudidayakan tanamannya, ia mengaku terbantu dengan KUR BRI.

"Berkat KUR BRI, tanaman jambu yang dulu panennya bisa dihitung dengan jari, kini mencapai 700 pohon. Luasan tanahnya sendiri sekira 6.000-6.600 meter persegi," ungkap Suyanto dalam keterangannya, Senin (3/6/2024).

ADVERTISEMENT

Sebagai petani, pria yang akrab disapa Yanto ini awalnya mengolah tanah sekitar 1 hektare untuk komoditi pepaya, jambu, dan beberapa buah-buahan lain. Kemudian bersama rekan-rekan satu klaster, total 20 orang, pada 2018-2019 mereka melakukan pengajuan KUR BRI pada tahun 2018-2019.

"Per orang mendapatkan Rp 25 juta untuk diimplementasikan di tanah garapan masing-masing. Demikian pula untuk cicilan pengembalian, besarannya tergantung perorangan," lanjut Yanto.

Berbekal modal KUR BRI, Yanto mengaku bisa lebih fokus mengurus kebun jambu kristalnya sekaligus membantunya dalam segi pendanaan.

Yanto menyebut dalam satu kali panen, kebun seluas 6.600 m2 itu mampu menghasilkan 6 kuintal jambu kristal kualitas A yang dijual Rp 11.000 per kg, dan kualitas B yang dipasarkan Rp 10.000 per kg. Adapun jambu-jambu ini dijual melalui pasar lokal, supplier, reseller, sampai pasar modern. Dengan menjadi nasabah KUR BRI, Yanto mengaku ekonomi keluarganya ikut terangkat.

"Secara ekonomi terangkat, sedangkan untuk penjualan difasilitasi secara gratis," ungkapnya.

"Dari hasil pertanian yang tidak menentu, KUR membuat penghasilan lebih jelas. Apalagi bila kelak cicilan sudah lunas," lanjut Yanto.

Berkat pendanaan KUR BRI, usaha jambu kristal tanpa biji miliknya pun diundang mewakili klaster regional di bazaar klaster Mantriku UMKM BRILiaN, Yogyakarta pada 2021. Ia pun mengajak para petani lainnya untuk mengajukan KUR BRI jika memerlukan modal untuk membuka atau mengembangkan usaha.

"Jadi kalau ingin maju, termasuk mendapatkan permodalan, sebagai petani bisa mengandalkan KUR BRI. Dan untuk akses transaksi, aplikasi, serta koneksi perkreditan KUR sangat membantu, mudah direalisasikan," saran Yanto.

Sementara itu Direktur Bisnis Mikro Supari mengungkapkan mayoritas KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi, dengan proporsi mencapai 55,95%.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," ungkap Supari.

Hingga saat ini, perseroan terus mengakselerasi penyaluran KUR kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur. Pencapaian tersebut setara 36% dari target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2024 yakni sebesar Rp 165 triliun.

(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads