Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Dolfie Othniel Frederic Palit meminta defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 lebih kecil. Hal ini bertujuan agar utang yang ditarik pemerintahan berikutnya lebih rendah.
Sebagai informasi defisit APBN 2025 yang diajukan yaitu 2,45-2,82% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit menandakan kebutuhan belanja yang harus ditutupi dengan utang sehingga semakin lebar defisit, maka semakin besar utang yang ditarik.
"Makanya bu, APBN 2025 buatlah defisit yang rendah sebagai permulaan, jangan langsung tinggi, itu aja maksudnya," kata Dolfie dalam rapat kerja dengan pemerintah di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Udah utang bebannya banyak, masuk pemerintahan baru, dibebani utang yang juga besar. Biarkan pemerintahan baru mulai dengan beban utang yang paling kecil, itu bu maksudnya," tambahnya.
Hal itu langsung dijawab Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Keputusan defisit disebut sudah merupakan hasil pembicaraan dengan calon pemerintah baru.
"Kami menanyakan kepada incoming government ini maunya seperti apa. Jadi ini semuanya memang mewadahi tapi tetap dalam rambu prudential, Pak Dolfie. Tapi saya paham yang disampaikan oleh Pak Dolfie," jawab Sri Mulyani.
Rentang defisit yang diajukan pemerintah pada APBN 2025 memang lebih tinggi dibandingkan rencana tahun ini yang sebesar 2,29%. Selain itu juga sudah mendekati batas yang diatur dalam Undang-undang (UU) yaitu 3% PDB.
"Ini mencoba menjadi wadah dari semua dinamika perubahan transisi politik, aspirasi dari incoming government, dari sisi prioritas-prioritas yang tetap harus kita jaga, namun APBN-nya tetap kredibel, tetap stabil. Kalau bisa lebih rendah tentu akan kita coba lebih rendah," terangnya.
Sri Mulyani menyebut pihaknya hanya mewadahi pemerintahan yang akan datang untuk menjalankan program-program prioritas. Jika penerimaan negara bisa lebih besar maka itu lebih baik.
"Tapi kira-kira kami sudah tahu wadahnya dibutuhkan sekian untuk program-program yang baru dan ini yang kita taruh dalam postur APBN," pungkasnya.
(aid/ara)