Zulhas Ajak Bangladesh hingga Turki Genjot Perdagangan Pakai Cara Ini

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 12 Jun 2024 10:35 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Foto: Dok. Kementerian Perdagangan)
Jakarta -

Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak negara anggota D-8 untuk meratifikasi dan mengimplementasikan Preferential Trade Agreement (PTA) D-8. Hal ini untuk mencapai target perdagangan yang telah ditetapkan.

Negara D-8 atau Developing 8 Countrie mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam terdiri dari Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.

Hal itu diungkapkan Mendag Zulhas dalam pertemuan informal tingkat Menteri Perdagangan D-8 di Istanbul, Turki, Selasa (11/6) kemarin.

"Perdagangan antar negara anggota D-8 kini mencapai US$ 170 miliar. Kita sepakat target perdagangan intra regional D-8 dapat meningkat hampir tiga kali lipat menjadi US$ 500 miliar pada tahun 2030, untuk itu PTA D-8 memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ambisius ini," ujar Zulhas dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/6/2024).

Dalam forum itu, Zulhas juga mengumumkan bahwa Indonesia telah memulai implementasi PTA pada tanggal 1 Juni 2024.

"Karena Indonesia telah mengambil langkah signifikan tersebut, saya mengundang negara-negara anggota D-8 lainnya untuk mempercepat pelaksanaan proses ratifikasi di dan bergabung dengan PTA," ujar Zulhas.

Lebih lanjut Zulhas menjelaskan telah ditandatangani secara bersama Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa (DSM) merupakan elemen penting untuk memfasilitasi implementasi D-8 PTA.

"Untuk itu, saya dengan senang hati menyampaikan dukungan Indonesia agar PTA D-8 dapat berjalan efektif, salah satunya yaitu dengan cara menyepakati protokol DSM. Mekanisme Penyelesaian Sengketa ini penting untuk membangun rasa saling percaya dan mekanisme penyelesaian sengketa dagang di antara negara-negara anggota D-8," ujar Zulhas.

Zulhas meyakini implementasi D-8 PTA akan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan dunia usaha. Namun, Indonesia juga menginginkan agar D-8 mengambil inisiatif yang lebih strategis.

"Untuk mendukung hal tersebut, Indonesia bersiap menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri perdagangan D-8 tahun depan," ujar Zulhas.

Sebagai informasi, mengutip dari laman Sekretariat Presiden Preferential Trade Agreement (PTA) adalah perjanjian kerja sama perdagangan antar negara yang menyepakati pengurangan tarif untuk produk tertentu yang berasal dari negara-negara yang menandatangani perjanjian, sehingga tarif yang diberlakukan untuk produk tersebut lebih rendah dari tarif yang diberlakukan bagi negara-negara lain di luar PTA.

Simak juga Video 'Indonesia Siap Menjadi Tuan Rumah Pertemuan D-8 Tahun Depan':






(ada/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork