Gelar Investigasi, Adidas Cium Aroma Suap Libatkan Staf Senior di China

Gelar Investigasi, Adidas Cium Aroma Suap Libatkan Staf Senior di China

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 17 Jun 2024 17:27 WIB
Sejumlah orang berlalu lalang di depan toko Adidas di Manhattan, New York City, Selasa (25/10/2022). Adidas merupakan brand pakaian olahraga besar dari Jerman.
Foto: Getty Images/Spencer Platt
Jakarta -

Adidas melakukan investigasi besar-besaran di China. Hal itu terjadi setelah perusahaan ternama dunia tersebut menerima pengaduan soal staf senior mereka diduga menerima suap jutaan euro.

Dikutip dari Financial Times, Senin (17/6/2024), informasi itu disampaikan oleh orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Dijelaskan, dalam sebuah surat anonim yang diklaim ditulis oleh karyawan Adidas China dan dibagikan di platform media sosial China Xiaohongshu, disebutkan beberapa karyawan Adidas China termasuk seorang manajer senior yang terlibat dengan anggaran pemasaran Adidas di negara tersebut. Dalam dokumen tersebut disebutkan jumlahnya €250 juta per tahun atau sekitar Rp 4,4 triliun (kurs Rp 17.600).

Dalam surat itu disebutkan jika staf Adidas menerima suap dari penyedia layanan eksternal. Kemudian, manajer senior Adidas kedua, yang bekerja di divisi berbeda di China, dituduh menerima jutaan uang tunai dari pemasok dan barang fisik seperti real estate.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adidas mengonfirmasi telah menerima surat pada tanggal 7 Juni yang memperingatkan mereka akan potensi pelanggaran kepatuhan di China. Pihak Adidas juga berkomitmen untuk mematuhi peraturan hukum dan etika di semua pasar tempat perusahaan beroperasi. Pihaknya menyelidiki masalah ini secara intensif bersama dengan penasihat hukum eksternal.

Orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, orang-orang tertuduh tidak diberikan cuti.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, Adidas mengubah kepemimpinannya di China tahun lalu setelah terdampak pandemi COVID-19. Penjualan turun drastis antara tahun 2019 dan 2022 karena terdampak lockdown, serta reaksi konsumen terhadap merek-merek barat terkait penolakan mereka untuk membeli kapas dari wilayah Xinjiang, di mana para aktivis hak asasi manusia mengatakan industri tersebut melakukan kerja paksa.

Tantangan di China adalah alasan utama pemecatan CEO Adidas Kasper Rorsted yang tahun lalu digantikan oleh mantan bos Puma Bjorn Gulden. CEO China yang baru Adrian Siu, yang dipekerjakan dari pembuat pakaian dalam China Cosmo Lady pada tahun 2022, berjanji untuk memenangkan kembali hati dan pikiran konsumen China.

(acd/hns)

Hide Ads