Ekspor Tanaman Kratom Makin Serius, Jokowi Rapat Bareng Menteri Ekonomi

Ekspor Tanaman Kratom Makin Serius, Jokowi Rapat Bareng Menteri Ekonomi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 20 Jun 2024 11:02 WIB
Momen Moeldoko Sampaikan Keterangan Terkait Kisruh Tapera
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat bersama sejumlah menteri ekonomi Kabinet Indonesia Maju pada hari ini, Kamis (20/6/2024). Topik utama yang dibahas ialah menyangkut rencana ekspor kratom.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Dia menyebutkan rapat ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, BNN, BRIN, dan beberapa pihak lainnya.

Moeldoko mengatakan, setidaknya ada tiga fokus utama dalam pembahasan tanaman kontroversial tersebut. Sebagai informasi, tanaman ini menuai kontroversi lantaran masuk ke dalam golongan I kategori narkotika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ingin memastikan harus bagaimana tata kelolanya, penggolongannya bagaimana, tata niaganya juga bagaimana sehingga ada kepastian karena ini ditunggu masyarakat," kata Moeldoko, ditemui di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Menyangkut tata kelolanya, Moeldoko menjelaskan selama ini Indonesia belum memiliki standarisasi. Hal ini menyebabkan terkadang terjadi reject atau penolakan dari perusahaan atas ekspor ini karena disinyalir ada bakteri E.coli ataupun logam berat.

ADVERTISEMENT

"Karena itu perlu ditata, perlu ada standarisasi," imbuhnya.

Kemudian dari sisi tata niaganya, saat ini Menteri Perdagangan sedang menyusun aturan main. Menurutnya, hal ini perlu dipercepat sehingga kepastian segera terbentuk dan masing-masing stakeholder terkait pun akhirnya tahu harus bertindak bagaimana.

Lalu yang terakhir, terkait status dan penggolongan kratom yang masuk ke dalam narkotika berdasarkan catatan Badan narkotika Nasional (BNN). Moeldoko mengakui, masih ada perbedaan antara BNN dengan hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyangkut status tersebut.

"Kita sebetulnya ingin memastikan sebetulnya seperti apa sih kondisi kratom itu. Masih ada perbedaan persepsi, untuk itu saya juga meminta BRIN untuk melakukan riset. Risetnya mengatakan memang mengandung (narkotika) tapi jumlah tertentu. Akhirnya saya minta lagi jumlah tertentu seperti apa yang membahayakan di kesehatan sehingga ini inline dengan status yang ditentukan BNN," jelasnya.

Moeldoko menjelaskan, secara keseluruhan kratom memiliki prospek ekonomi yang bagus. Hal ini mengingat komoditas ini jumlahnya cukup besar di Indonesia telah menjadi penopang dari 18.000 keluarga perkebunan. Karena itu juga, masyarakat berharap agar pemerintah segera memberi kepastian.

"Ini ditunggu masyarakat. Saya mendapat keluhan dari masyarakat Kalimantan Barat (produsen kratom), termasuk dari bupati dan gubernur, ini masyarakatnya harus mendapatkan kepastian," ujar dia.

Lihat juga Video 'Jokowi Resmikan Persemaian Mentawir IKN, Kapasitas 15 Juta Bibit Tanaman':

[Gambas:Video 20detik]



(shc/kil)

Hide Ads