Siap-siap Pelaku Fraud Indofarma Mau Disikat Erick Thohir!

Siap-siap Pelaku Fraud Indofarma Mau Disikat Erick Thohir!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 20 Jun 2024 17:18 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo usai Rapat di DPR, Senin (13/2/2023).
Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo - Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

PT Indofarma Tbk sedang mendapat sorotan publik beberapa waktu belakangan. Hal ini lantaran BUMN Farmasi ini dan anak usahanya, PT Indofarma Global Medika (IGM), tengah menjalani pemeriksaan atas dugaan fraud atau penyelewengan laporan keuangan.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendekatan hukum terhadap kasus tersebut.

Hal ini selaras dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan Agung (Kejagung). Pria yang akrab disapa Tiko ini juga menekankan, pihaknya akan mengambil langkah tegas terhadap para oknum pengurus yang bermasalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita kan memang kita melakukan pendekatan hukum lah, jadi sesuai dengan temuan BPK dan kejaksaan. Ya kita hormati hukum dan kita akan tindak secara tegas pengurusnya yang bermasalah," kata Tiko, ditemui di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).

Temuan fraud hingga utang pinjaman fintech peer-to-peer (P2P) lending mulanya terungkap dari temuan BPK. Total ada 18 temuan, di mana 10 di antaranya terindikasi fraud dengan proyeksi kerugian secara akumulasi mencapai Rp 436,87 miliar.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya memaparkan isi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) investigasi yang diserahkan BPK ke Kejagung. Dari 10 temuan yang terindikasi fraud itu, salah satunya ialah adanya pinjaman melalui pinjol oleh PT IGM berjumlah Rp 1,26 miliar.

"Pinjaman melalui fintech bukan untuk kepentingan perusahaan berindikasi merugikan IGM senilai Rp 1,26 miliar," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).

Secara keseluruhan, Indofarma sampai 2023. Pada 2023, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 524 miliar, atau turun sebesar 54,2% dibandingkan dengan pendapatan pada 2022 yang mencapai Rp 1,14 triliun. Perusahaan juga mencatatkan kerugian sebesar Rp 605 miliar di 2023, atau meningkat sekitar 40% dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp 428 miliar.

Selanjutnya, besaran beban sebelum pajak atau EBITDA 2023 tercatat sebesar negatif Rp 293 miliar. Menurut Shadiq, angka ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya di negatif Rp 361 miliar.Nilai aset atau ekuitas perusahaan juga tercatat di posisi minus Rp 615 miliar. Sementara total aset di 2023 sebesar Rp 933 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Indofarma Tbk Yeliandriani buka suara merespons temuan BPK soal pinjaman online (pinjol). Ia membenarkan ada penarikan uang dari pinjol yang dilakukan pada 2022. Namun, pinjaman itu hanya dilakukan beberapa bulan dan kini sudah dilunasi.

"Pinjol ini benar dalam laporan ada pinjaman kepada fintech pada tahun 2022, namun itu hanya dipinjam beberapa bulan dan sudah dilunasi," ujar Yeliandriani, dalam yang sama.

Dia menjelaskan perusahaan meminjam dana ke pinjol melalui nama pribadi karyawan. Ia menyebut tindakan fraud yang dilakukan ini tergolong berani. "Perusahaan meminjam pinjol dengan meminjam nama-nama karyawan. Memang cukup banyak dan agak berani fraud yang terjadi di Indofarma," terangnya.

Yeliandriani menjelaskan kasus fraud ini melibatkan 5 karyawan yang kewenangannya cukup besar. Namun dia enggan membocorkan identitas 5 karyawan itu, tapi yang jelas kelimanya sudah keluar dari Indofarma.

"Kalau berdasarkan laporan yang kami baca, yang terlibat dalam fraud ini hanya 5 orang saja. Orangnya sekarang sudah keluar. Jadi kami yakin sekarang di Indofarma sudah bersih dari fraud tersebut," tuturnya.

(shc/kil)

Hide Ads