On dan Hoka Naik Daun, Nike Pasrah Cuan Merosot

On dan Hoka Naik Daun, Nike Pasrah Cuan Merosot

Samuel Gading - detikFinance
Jumat, 28 Jun 2024 13:14 WIB
NEW YORK, NY - FEBRUARY 27:  A detailed view of the Nike Air Yeezy 2
Foto: Getty Images
Jakarta -

Pendapatan produsen sepatu global, Nike, diprediksi turun untuk tahun fiskal 2025. Perusahaan memperkirakan pendapatan turun karena konsumen lebih memilih merek lain seperti On dan Hoka. Valuasi saham perusahaan turun 12% setelah pengumuman tersebut.

Dilansir dari Reuters, Jumat (28/6/2024), Nike memperkirakan pendapatan tahunan perusahaan turun satu digit. Padahal, sejumlah analis sempat memperkirakan terjadi kenaikan pemasukan 0,91% menurut data London Stock Exchange Group (LSEG). Untuk kuartal I-2025, Nike memperkirakan penurunan pendapatan berkisar sekitar 10% dibandingkan ekspektasi penurunan pendapatan sebesar 3,16%.

Walhasil saham perusahaan, yang telah turun 13% sepanjang tahun ini, diperkirakan bakal turun lebih dari US$ 15 miliar atau Rp 245 triliun (kurs Rp 16.378) jika prediksi kerugian terus berlanjut sampai hari ini, Jumat (27/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya pembuat merek 'Air Jordan' itu untuk mendorong penjualan lewat saluran langsung kepada konsumen dinilai tidak berhasil. Sebab, para pembeli saat ini lebih selektif untuk membelanjakan uang mereka.

Menurut Global Data, Pangsa pasar Nike di AS dalam kategori sepatu olahraga pada tahun 2023 turun menjadi 34,97%. Pangsa pasar Nike memang turun selama beberapa tahun terakhir, 35,37% pada tahun 2022 dan 35,40% pada tahun 2021.

ADVERTISEMENT

Lemahnya permintaan di pasar internasional Nike, termasuk di China, dinilai berdampak buruk pada penjualan perusahaan. Sebab, China menyumbang 15,7% dari total pendapatan Nike pada 2024. Adapun Amerika Utara berkontribusi 42% dari total pasar.

Di sisi lain, pesaing Nike seperti On dan Hoka, mengambil sebagian pangsa pasar Nike lewat produk yang lebih modis. Saham kedua perusahaan juga turun 1% dan 2% selama beberapa hari terakhir.

Untuk membendung penurunan penjualan yang semakin parah, Nike pun telah mengurangi kelebihan pasokan sejumlah produk seperti Air Force 1. Perusahaan juga telah mengeluarkan uang untuk membuat sepatu lari yang lebih baik, serta mengembangkan produk Air Max yang sedang populer.

Selain itu, Nike juga mengeluarkan biaya cukup besar untuk mensponsori Olimpiade 2024. Upaya ini dinilai dapat membuat Nike memenangkan kembali pasar sepatu lari berperforma tinggi lewat produk Nike Alphafly 3 dan Nike Pegasus. Adapun guna merayu pelanggan yang sadar harga, perusahaan mengatakan bakal menawarkan berbagai produk baru yang harganya berada di bawah US$ 100 atau Rp 1,6 juta.

Di internal perusahaan, Nike juga dikabarkan bakal melakukan penghematan biaya sebesar US$ 2 miliar atau Rp 32,7 triliun. Salah satu caranya adalah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Nike mencoba menjual narasi yang mereka ciptakan kembali. Tetapi angka-angka yang mereka berikan untuk tahun 2025, benar-benar menunjukkan bahwa perusahaan sedang berada dalam sedikit masalah dan hal-hal yang mereka lakukan tidak akan berhasil pada tahun depan," kata analis GlobalData Neil Saunders.

Saksikan Live DetikSore:

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads