Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan soal potensi pariwisata Indonesia yang kurang maksimal menyetor pemasukan bagi negara. Dia menyebutkan Indonesia harus bisa mencontoh negara lain yang sukses mengembangkan pariwisatanya.
Contohnya dia memaparkan ada negara Bhutan yang mengusung konsep pariwisata bernilai tinggi namun terbatas alias high value and low volume. Jokowi mengatakan Bhutan memiliki alam dan tradisi yang terjaga dengan baik, tetapi Bhutan tak banyak memiliki kekayaan alam minyak dan gas yang menyetor banyak pendapatan.
Nah alam dan tradisi yang terjaga itu lah yang dipakai Bhutan untuk menarik minat dunia. Sektor pariwisata dibuka bagi orang dari luar negeri. Hanya saja, Bhutan selektif, negara Asia Selatan itu cuma menerima turis berkantong tebal dan jumlahnya pun dibatasi.
"Dia tidak buka negaranya untuk turis sebanyak-banyaknya, dia mengambil hanya volume tertentu diberi kuota, dan mengambil turis yang pasar atas. Jadi high value dan low volume," beber Jokowi di depan kepala daerah dalam pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) 2024, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024).
Jokowi meminta agar kepala daerah bisa meniru sistem pariwisata Bhutan. Pasalnya kalau mau dibandingkan Indonesia juga punya banyak sekali destinasi wisata alam dan budaya macam Bhutan.
"Ini bisa kita tiru seperti ini. Banyak alam kita yang lebih bagus dari yang tadi negara saya sebut," kata Jokowi.
Contoh lain Maladewa juga menerapkan hal yang sama, turis yang diincar cuma yang berkantung tebal dan jumlahnya terbatas. Di Maladewa, dengan garis pantai yang panjang berhasil menarik pendapat hingga 30% dari sektor pariwisata.
Indonesia menurut Jokowi tak kalah dengan Maladewa. Urusan wisata pantai, sebagai negara kepulauan, Indonesia punya lebih banyak potensi wisata bahari daripada Maladewa.
"Saya lihat, karena hampir saya sudah 85% kota dan kabupaten yang saya kunjungi, pantai-pantai kita juga tidak kalah dengan yang namanya Maldives tadi," ujar Jokowi.
Contoh berikutnya, Jokowi ingin Indonesia mencontoh wisata safari atau wisata alam liar (wild life tourism) seperti yang banyak dilakukan negara-negara Afrika. Pasalnya, Indonesia juga dikaruniai banyak sekali hewan-hewan eksotis unik yang habitat aslinya ada di seluruh nusantara.
"Kita itu punya semuanya. Punya komodo, Banyuwangi saja ada banteng. Kemudian tempat lain ada badak, ada orang utan, ini tinggal bagaimana daerah bisa mengemas ini," beber Jokowi.
Orang nomor satu di Indonesia itu bilang wisata alam liar di Afrika saja bisa menghasilkan Rp 196 triliun. Pasti potensi sebesar itu bisa juga dirasakan pemerintahan daerah di Indonesia bila bisa membesut pariwisata serupa.
"Bisa jadi pendapatan bagi penerimaan daerah. Di Afrika ini bisa hasilkan Rp 196 triliun per tahun, kita harus mengurus masalah itu," sebut Jokowi.
Lihat juga Video 'Di Depan Para Bupati, Jokowi Bandingkan Inflasi RI dengan Argentina-Turki':
(hal/rrd)