Sudah Tahu Apa Mal Pertama di Indonesia? Ini Jawabannya

Sudah Tahu Apa Mal Pertama di Indonesia? Ini Jawabannya

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 13 Jul 2024 07:00 WIB
Sejumlah warga mengisi libur hari raya Idul Fitri ini dengan mengunjungi Mal Kelapa Gading, Jakarta. Begini suasananya.
Salah Satu Mal di Jakarta/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Mengunjungi mal atau pusat perbelanjaan modern sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat sekarang ini, terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Tidak heran bila saat ini ada banyak mal-mal besar baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya.

Namun tahukah detikers apa mal pertama dan tertua yang ada di Indonesia? Jawabannya adalah Sarinah yang resmi dibuka pada 15 Agustus 1966. Pusat perbelanjaan ini sudah berusia 58 tahun.

Melansir dari situs resmi Sarinah, kehadiran mal pertama di Indonesia ini diprakarsai langsung oleh Presiden Sukarno. Pendirian pusat belanja modern ini didasarkan pada Akta Nomor 33 tanggal 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini dimaksudkan untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Misi besar ini kemudian diwujudkan melalui pembangunan Gedung Sarinah di Jl. M. H. Thamrin, Jakarta dan resmi beroperasi pada 1966 tadi.

Gedung Sarinah ThamrinGedung Sarinah Thamrin Sebelum Direnovasi/Foto: Rini Friastuti/detikcom

Nama Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa sang pengasuh menginspirasi penyematan nama tersebut.

ADVERTISEMENT

Karena seluruh modal pembangunan ini menggunakan uang negara, tentu sejak berdiri Sarinah menjadi BUMN yang bergerak di bidang ritel, dan status kepemilikan ini masih berlangsung hingga sekarang.

Namun pada 10 April 1979, PT Department Store Indonesia berganti nama menjadi PT Sarinah (Persero). Sejak itu Sarinah terus berkembang, bahkan pada 1980-an perusahaan ini melakukan pembukaan cabang di Semarang, Jawa Tengah, usai mendapat dana segar yang cukup besar dari pemerintah.

Hingga pada 1990-an, Gedung Sarinah yang berada di Jl. M.H. Thamrin melakukan renovasi pertamanya guna menarik tenant baru dan meningkatkan reputasi perusahaan. Hingga singkat cerita, pada 2019 Sarinah mulai melebarkan kembali sayapnya dengan melakukan bisnis trading ekspor produk 'Sarinah Home' ke beberapa negara.

Sampai akhirnya di tahun 2020-an, Sarinah kemudian beroperasi di bawah naungan holding BUMN PT Aviasi Pariwisata (Persero) atau In Journey. Hal ini membuat Sarinah dapat bersinergi dengan BUMN lain bidang pariwisata dan hiburan, yang kurang lebih sejalan dengan bisnis utamanya yakni retail.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads