Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia dan Papua Nugini bisa memiliki perjanjian dagang Preferential Trade Agreement (PTA). Jokowi meminta kepada PM Papua Nugini James Marape untuk tetap melanjutkan pembicaraan dan negosiasi perjanjian dagang ini.
Seperti diketahui keduanya pagi ini melakukan pertemuan secara langsung di Istana Bogor, Jawa Barat. Jokowi menitip pesan kepada Marape agar terus mengupayakan peningkatan perdagangan antara kedua negara.
"Saya juga kembali menyampaikan pentingnya kelanjutan pembahasan Preferential Trade Agreement untuk meningkatkan perdagangan dua negara," beber Jokowi saat melakukan keterangan pers bersama usai melakukan pertemuan James Marape, Senin (15/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PTA dapat menyepakati pengurangan tarif untuk produk tertentu yang berasal dari Papua Nugini maupun Indonesia, sehingga biaya yang diberlakukan untuk perdagangan produk tersebut lebih rendah. Tujuannya adalah untuk memperbanyak transaksi.
Pembahasan soal PTA sudah didorong Jokowi sejak kunjungannya ke Papua Nugini tahun lalu. Saat itu dia mengatakan volume perdagangan kedua negara sudah mencapai US$ 307 juta di 2022, bila dikonversi ke kurs rupiah terkini jumlahnya mencapai Rp 4,9 triliun (kurs Rp 16.100).
"Dari kerja sama ekonomi, perdagangan Indonesia Papua Nugini meningkat tajam di 2022 mencapai US$ 307 juta. Ini perlu terus ditingkatkan dengan mendorong kelanjutan pembahasan PTA, pembentukan Business Council, dan kunjungan misi dagang dan investasi," ungkap Jokowi dalam keterangan pers bersama PM Papua Nugini James Marape, Kamis (6/7/2024) silam.
Lihat juga Video: Jokowi Groundbreaking Industri Pupuk di Fakfak, Harap Harganya Lebih Murah