Potensi Besar Green Economy Untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Potensi Besar Green Economy Untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

20detik Signature - detikFinance
Jumat, 26 Jul 2024 15:15 WIB
Jakarta -

Green Economy atau ekonomi hijau adalah suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat. Sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.

Pemerintah sadar akan manfaat dari Green Economy, dan meminta semua pihak untuk menjalankan sistem ini demi terbentuknya kesejahteraan masyarakat dan untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Selain itu penerapan Green Economy juga sejalan dalam upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-7% untuk menuju Visi Indonesia Emas 2045.

"Kita memiliki ekonomi hijau, ini merupakan peluang, merupakan potensi yang sangat besar bagi negara kita Indonesia. baik yang berkaitan dengan coklat, bakau, vanili, kopi, lada, cengkeh dll dan terutama memiliki potensi besar adalah kelapa," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional (Cocotech) ke-51 Tahun 2024 di Surabaya, Senin (22/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya banyak melihat limbah kelapa menjadi bio energi. Ke depan bisa dikembangkan. Kelapa bisa jadi bio aftur dan penggunaannya meningkat dan diminati negara lain," tambahnya.

Pengembangan Green Economy dinilai mempunyai potensi besar dalam 10 tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

ADVERTISEMENT

"Dari estimasi CELIOS, ekonomi hijau punya potensi yang cukup besar mencapai Rp 4.376 triliun ke output ekonomi nasional dalam 10 tahun ke depan," kata Bhima kepada detikcom, Selasa (23/7/2024).

Namun pelaksanaan Green Economy bukan tanpa tantangan.

"Hasil studi menunjukkan 80% kebijakan yang ada saat ini belum mendukung praktik ekonomi hijau. Misalnya, penerapan pajak karbon masih ditunda, padahal pajak karbon bisa digunakan untuk membiayai program ekonomi hijau," terang Bhima.

Untuk itu, dia mendorong presiden terpilih, Prabowo Subianto perlu melakukan beberapa hal untuk memaksimalkan transisi Green Economy. Di antaranya, perlu mendorong percepatan target bauran energi terbarukan sebesar 44% sebelum tahun 2030.

"Pak Prabowo perlu mengalihkan insentif dan subsidi di sektor ekstraktif ke usaha ekonomi hijau. Perbankan khususnya bank BUMN diharapkan memperbesar porsi pembiayaan ke sektor berkelanjutan dan menerapkan ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam analisa kredit," jelasnya.

Lalu seperti apa seharusnya penerapan Green Economy di Indonesia agar efektif? Simak ulasannya bersama Nailul Huda selaku ekonom CELIOS dalam segmen Editorial Review.

Selain itu detikSore juga akan membahas peta politik jelang Pilgub Jawa Barat. Hingga saat ini belum ada satupun parpol yang mengumumkan siapa calon yang akan berkontestasi di Pilgub Jabar. Hal ini akan diulas lebih mendalam bersama Redaktur detikJabar dalam segmen Indonesia Detik ini.

Akhir-akhir ini viral video seorang ibu kost menggerebek kamar kost yang penuh dengan sampah dan barang yang berserakan hingga sulit dilewati. Perilaku menimbun barang ini diketahui bernama hoarding disorder. Apakah hoarding disorder sama dengan malas beberes? Bagaimana gejalanya? Temukan jawabannya di penghujung sore nanti bersama Veronica Adesla selaku Psikolog Klinis.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(ppy/ppy)

Hide Ads