Proyek Metaverse Mark Zuckerberg Masih Rugi Rp 72 T

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2024 09:23 WIB
Foto: Dok. Ciena
Jakarta -

Rencana ambisius Meta untuk mengembangkan metaverse masih merugikan perusahaan hingga miliaran dolar dalam setiap kuartal. Hal itu terungkap dalam laporan keuangannya.

Dikutip dari CNBC, Kamis (1/8/2024), Reality Labs yang merupakan divisi Meta untuk metaverse mencatat kerugian operasional sebesar US$ 4,48 miliar atau setara Rp 72,78 triliun (kurs Rp 16.245) pada kuartal II-2024. Analis yang disurvei oleh StreetAccount bahkan memperkirakan kerugian sebesar US$ 4,55 miliar.

Sejak akhir 2020, unit Reality Labs telah menghasilkan kerugian sekitar US$ 50 miliar, yang menggarisbawahi investasi besar CEO Mark Zuckerberg dalam perangkat keras dan perangkat lunak yang menurutnya akan menjadi era berikutnya dalam komputasi personal.

Reality Labs menghasilkan pendapatan US$ 353 juta pada kuartal II-2024, tumbuh 28% dari US$ 276 juta pada tahun sebelumnya. Sebagian besar penjualan berasal dari headset VR Quest dan kacamata pintar Ray-Ban Meta.

Pada September 2023, Meta meluncurkan headset VR Quest 3 yang memiliki harga awal US$ 499. Beberapa bulan kemudian, Apple merilis headset VR dan AR Vision Pro, yang dimulai dengan harga US$ 3.500. Kemudian pada Juni 2024, Apple
memulai pengiriman headset Vision Pro ke Tiongkok yang memiliki harga eceran mulai dari 29.999 yuan atau US$ 4.128.

Dengan pasar VR yang masih baru, Meta semakin gencar mempromosikan kacamata pintarnya yang dikembangkan bersama dengan Ray-Ban. Zuckerberg telah membuat kemajuan dalam kecerdasan buatan sebagai peningkatan kemampuan kacamata pintar.

Sebelumnya pada Juli 2024, Francesco Milleri selaku CEO perusahaan induk Ray-Ban, EssilorLuxottica mengatakan kepada para analis bahwa Meta berencana menjadi pemegang saham di perusahaan pembuat kacamata asal Eropa tersebut, yang memperluas kemitraan sebelumnya antara kedua perusahaan sejak 2020.




(aid/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork