Marak Barang Impor Ilegal, Teten Dorong Zulhas Perketat Aturan

Marak Barang Impor Ilegal, Teten Dorong Zulhas Perketat Aturan

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2024 20:45 WIB
Menteri Koperasi dan UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki/Foto: Wahyudi (20detik)
Jakarta -

Produk impor ilegal masih menjadi tantangan dalam negeri, termasuk pakaian dari China. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk lebih ketat menjaga perdagangan arus masuk impor.

Teten menilai pengetatan pengawasan itu demi menjaga produk lokal dari gempuran barang impor, khususnya komoditas barang jadi atau barang konsumsi. Apalagi pelaku usaha dalam negeri mempunyai daya tahan yang luar biasa menghadapi berbagai perubahan kondisi ekonomi.

"Jadi ini modal ekonomi yang luar biasa, kita punya jumlah UMKM yang besar dan punya kemampuan adaptasi terhadap perubahan-perubahan ekonomi, perubahan-perubahan dunia. Kita mendorong peraturan menteri perdagangan untuk memperketat arus masuk barang, ya terutama consumer goods," kata Teten saat ditemui di Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2024).

Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan yang besar. Hal tersebut berpeluang menjadi celah barang impor, baik legal maupun ilegal bisa masuk dengan mudah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mendorong agar pengawasannya lebih ketat bahkan 24 jam. Pasalnya, produk impor harganya bisa jauh lebih murah sehingga dapat menekan pelaku usaha lokal.

"Tapi ini harus ada yang ngeronda, karena arus masuk itu bisa terjadi secara legal dan ilegal. Makanya, kita ini meronda, kita minta terus berusaha bagaimana mem-protect produk lokal. Harus meronda," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, dia juga menyoroti sistem perdagangan bebas yang saat ini sudah diterapkan Indonesia. Apabila sistem perdagangan bebas tidak diatur alur masuk, dapat membuat produk lokal semakin kalah saing dengan barang impor.

"Karena di sisi lain kita ini sudah free trade, artinya kita apa? Kita secara modal bisnis kita juga harus efisien, harus kompetitif," imbuhnya.

(ara/ara)

Hide Ads