Kini Banyak 'Korban Booming' yang Jual Sepeda Ketimbang Beli

Kini Banyak 'Korban Booming' yang Jual Sepeda Ketimbang Beli

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 25 Sep 2024 15:56 WIB
Bisnis Sepeda
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Minat masyarakat untuk bersepeda sepertinya mulai menyusut. Kondisi ini membuat penjualan sepeda dalam negeri semakin surut. Bisnis sepeda ikutan goyang.

Misalkan saja di kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, yang sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu sentra jual-beli sepeda murah. Banyak pedagang sepeda di kawasan itu yang kini sudah gulung tikar karena sepi pembeli.

Salah seorang pedagang bernama Kode mengatakan alih-alih menerima pembeli, banyak orang berkunjung ke tokonya untuk menjual sepeda bekas. Sebab menurutnya banyak di antara mereka sebelumnya ikut-ikutan tren bersepeda mulai enggan untuk melanjutkan kegiatan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang datang banyakan yang jual daripada yang beli. Ya kita banyak yang jual tapi nggak bisa beli gimana? Di sini saja sepeda masih banyak yang nggak laku," katanya saat ditemui detikcom, Rabu (25/9/2024).

"Ya mungkin karena mereka sudah nggak mau lagi sepedaan. Coba lihat aja itu pas CFD (Car Free Day), dulu banyak yang sepedaan, sekarang bawa motor ke sana habis itu jalan aja. Dikit lah yang sekarang sepedaan," sambung Kode.

ADVERTISEMENT

Mirisnya lagi, dengan jumlah pembeli yang dalam sebulan bisa ia hitung jari, Kode mengaku orang yang datang untuk menjual sepeda bekas datang hampir setiap hari. Sehingga ia menjadi sangat pilih-pilih saat ada yang menawarkan sepeda bekas kepadanya.

"Hampir setiap hari ada yang datang untuk jual sepeda. Padahal yang datang untuk beli sehari saja belum tentu ada," ungkapnya.

"Jadi ya nggak semua (orang jual sepeda bekas) kita beli, kalau saya paling nggak yang kondisinya masih 60-70% bagus lah. Kalau nggak keluar modal lagi besar, itu pun kalau harganya cocok sama liat kondisi kantong juga," sambung Kode.

Sementara itu, pedagang lain bernama Rony mengaku juga lebih sering menerima orang yang datang untuk menjual sepeda bekas ketimbang yang datang untuk membeli. Ia menyebut orang-orang tersebut sebagai 'korban booming' semasa pandemi lalu.

"Itu korban booming semua itu, pas pandemi kan banyak yang beli ikut-ikutan kaya orang jadi beli semua. Makanya tiap hari ada saja yang jual," katanya.

Belum lagi menurutnya harga jual sepeda saat pandemi, saat banyak orang beli sepeda, sudah jauh berbeda. Kondisi ini membuat banyak orang yang mau tak mau mengobral sepeda miliknya dengan harga sangat miring, terlebih jika dibandingkan saat mereka beli dulu.

Bahkan ia mengaku pernah menemui orang yang menjual sepedanya dengan harga Rp 1,2 juta, dari sebelumnya Rp 7 jutaan saat dibeli semasa pandemi. Rony menyebut jika harga jual yang ditawarkan terlalu mahal, ia enggan untuk membeli. Terlebih mengingat penjualan sepeda di tokonya saat ini yang sudah sangat rendah.

"Itu pun yang jual harganya sudah ambruk banget, orang waktu mereka belinya zaman booming ya kan, misalnya dia beli Rp 7 juta, kita beli paling Rp 1,2 juta," ucap Rony.

"Itu juga yang jual ke kita harga mahal ya saya lewat saja. Mereka ngerasa pas beli mahal, jadi jual ke kitanya tinggi ya saya nggak mau," pungkasnya.

Simak juga Video: Dharma Pongrekun soal Jalur Sepeda: Jangan Maksa yang Seharusnya Dilewati Mobil

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads