8 Tahun Berjalan, Nego Perjanjian Dagang RI-Uni Eropa Masih Alot

8 Tahun Berjalan, Nego Perjanjian Dagang RI-Uni Eropa Masih Alot

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 25 Sep 2024 18:30 WIB
Neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 tercatat surplus US$ 3,42 miliar. Surplus terjadi karena ekspor lebih tinggi daripada impor.
Ilustrasi.Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan negosiasi perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) masih alot. Belum ada titik temu dari segi kebijakan antara kedua belah pihak.

"Ada beberapa hal terkait policy yang masih belum selesai, dalam arti kita masih mencari benar-benar titik tengah dari isu tersebut. Ini yang pasti menjadi tantangan untuk menyelesaikan kepentingan," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

Djatmiko menyebut salah satu kebijakan yang turut menghambat proses perundingan yakni regulasi deforestasi Uni Eropa alias European Union Deforestation Regulation (EUDR). Sampai saat ini pemerintah Indonesia masih berupaya untuk meloloskan komoditas pertanian yang terhalang regulasi deforestasi Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun begitu, sudah ada komitmen persetujuan antara Indonesia dan Uni Eropa dalam beberapa aspek seperti penurunan instrumen tarif secara gradual. Begitu juga terkait perdagangan, investasi, hingga transparansi yang telah disepakati kedua belah pihak.

"Terkait teknis juga sudah dibahas, sudah ada kesamaan pandang, tapi masih ada policy yang belum selesai," terang Djatmiko.

ADVERTISEMENT

IEU-CEPA sendiri sudah diinisiasi sejak 2016 atau sudah berlangsung selama 8 tahun. Saat ini telah memasuki perundingan ke-19 dan belum tahu akan bagaimana ke depannya.

"Soal mau lanjut atau enggak, itu tergantung kedua belah pihak. Saya tidak bisa jelaskan di sini, kita lihat saja nanti sampai akhir bulan atau sebelum pergantian pemerintahan, pergantian situasinya seperti apa. Agar kita berhati-hati saja, agar kita bisa sama-sama realistis dan pragmatis melihat ini sebagai sesuatu yang sudah sedemikian jauh bisa dicapai, bisa disepakati," tutur Djatmiko.

Sementara, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa seharusnya pihak Uni Eropa tidak terus mengubah standar atau benchmark mereka.

"IEU-CEPA perundingannya sudah yang ke-19 dan nanti saya akan tegaskan kalau Eropa terus pindah gawangnya (perubahan standar), ada batasnya," tegas Airlangga.

Simak Video: Zulhas Pimpin Rapat Menteri Ekonomi ASEAN-Uni Eropa, Ini Hasilnya

[Gambas:Video 20detik]



(aid/hns)

Hide Ads