Keinginan masyarakat untuk bersepeda atau gowes yang sempat booming pada 2020-2021 lalu kian merosot sejak pandemi Covid-19 berakhir. Kondisi ini terlihat dari surutnya penjualan sepeda, seperti yang terjadi di Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
Namun tidak hanya membuat penjualan sepeda kian merosot, ternyata memudarnya minat masyarakat terhadap aktivitas gowes ini memunculkan fenomena baru yakni ramai-ramai jual sepeda bekas. Sebab ternyata banyak 'korban booming' yang kala itu ikut-ikutan beli sepeda karena tren, kini berusaha untuk menjual kembali sepeda miliknya.
Hal ini seperti yang dialami seorang pedagang sepeda di kawasan Pasar Rumput bernama Kode. Alih-alih menerima pembeli, ia mengaku saat ini banyak orang berkunjung ke tokonya untuk menjual sepeda bekas milik mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang datang banyakan yang jual daripada yang beli. Ya kita banyak yang jual tapi nggak bisa beli gimana? Di sini saja sepeda masih banyak yang nggak laku," katanya saat ditemui detikcom, Rabu (25/9/2024).
"Ya mungkin karena mereka sudah nggak mau lagi sepedaan. Coba lihat aja itu pas CFD (Car Free Day), dulu banyak yang sepedaan, sekarang bawa motor ke sana habis itu jalan aja. Dikit lah yang sekarang sepedaan," sambung Kode.
Mirisnya lagi, dengan jumlah pembeli yang dalam sebulan bisa ia hitung jari, Kode mengaku orang yang datang untuk menjual sepeda bekas datang hampir setiap hari. Sehingga ia menjadi sangat pilih-pilih saat ada yang menawarkan sepeda bekas kepadanya.
"Jadi ya nggak semua (orang jual sepeda bekas) kita beli, kalau saya paling nggak yang kondisinya masih 60-70% baguslah. Kalau nggak keluar modal lagi besar, itu pun kalau harganya cocok sama liat kondisi kantong juga," sambung Kode.
Sementara itu, pedagang lain bernama Rony mengaku juga lebih sering menerima orang yang datang untuk menjual sepeda bekas ketimbang yang datang untuk membeli. Ia menyebut orang-orang tersebut sebagai 'korban booming' semasa pandemi lalu.
"Itu korban booming semua itu, pas pandemi kan banyak yang beli ikut-ikutan kaya orang jadi beli semua. Makanya tiap hari ada saja yang jual," katanya.
Belum lagi menurutnya harga jual sepeda saat pandemi, saat banyak orang beli sepeda, sudah jauh berbeda. Kondisi ini membuat banyak orang yang mau tak mau mengobral sepeda miliknya dengan harga sangat miring, terlebih jika dibandingkan saat mereka beli dulu.
Bahkan ia mengaku pernah menemui orang yang menjual sepedanya dengan harga Rp 1,2 juta, dari sebelumnya Rp 7 jutaan saat dibeli semasa pandemi. Rony menyebut jika harga jual yang ditawarkan terlalu mahal, ia enggan untuk membeli. Terlebih mengingat penjualan sepeda di tokonya saat ini yang sudah sangat rendah.
"Itu pun yang jual harganya sudah ambruk banget, orang waktu mereka belinya zaman booming ya kan, misalnya dia beli Rp 7 juta, kita beli paling Rp 1,2 juta," ucap Rony.
Simak juga Video: Murah Meriah! Sepeda Listrik di Transmart Full Day Sale Mulai Rp 2,8 Juta