Program Makan Bergizi Gratis Bakal Bikin Sektor Mamin-Peternakan Menggeliat

Program Makan Bergizi Gratis Bakal Bikin Sektor Mamin-Peternakan Menggeliat

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 26 Sep 2024 15:50 WIB
Siswa menyantap makanan saat mengikuti uji coba makan bergizi gratis di SMPN 9 Cilegon, Kota Cilegon, Banten, Selasa (20/8/2024). Pemerintah Kota Cilegon melakukan uji coba program makan bergizi gratis yang dilaksanakan di 23 sekolah tingkat SD dan SMP dari 19 hingga 23 Agustus 2024 dengan melibatkan 10.314 siswa sebagai upaya memenuhi asupan makanan bergizi sesuai standar kesehatan nasional serta mempersiapkan generasi emas Indonesia. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/nym.
Foto: ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto
Jakarta -

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih disebut akan berdampak baik pada sejumlah sektor. Dampak itu juga akan mendorong perekonomian Indonesia.

Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro mengatakan sektor pertama yang akan berdampak pertama adalah penyedia makanan dan minuman. Dalam paparannya proporsi dampaknya diperkirakan 54,6%.

"Nah tentu saja yang pertama adalah penyediaan makanan dan minuman, terus yang kedua adalah industri makanan dan minuman dan sampai kepada transportasi dan juga distribusi," kata dia dalam konferensi pers Mandiri Macro And Market Brief secara virtual, Kamis (26/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam paparannya ada 11 sektor yang akan berdampak dari program tersebut, pertama penyedia makanan dan minum 54,6%, industri makanan dan minuman 16,9%, perdagangan besar dan eceran (bukan mobil dan sepeda motor) 5,2%.

Kemudian, sektor perikanan 3,3%, pertanian tanaman pangan 3,1%, perkebunan semusim dan tahunan 2,6%, peternakan 2,5%, pertanian tanaman hortikultura 2,2%, jasa perantara keuangan selain bank sentral 1,2%, industri kimia, farmasi, obat tradisional 0,8% dan sektor lainnya 7,7%.

ADVERTISEMENT

Lalu dalam data yang sama, potensi peningkatan ekonomi Indonesia dari program MBG mencapai 1,94%. Selain berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja nasional juga akan terbuka mencapai 7,68 juta orang.

Selain itu ada juga potensi peningkatan output nasional hingga multiplier outputnya mencapai Rp 824,8 triliun dan potensi peningkatan nilai rupiah Rp 379,6 triliun.

(ada/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads