Ironi! Harta 3 Orang Kaya RI Naik 174%, Pertumbuhan Upah Pekerja Cuma 15%

Ironi! Harta 3 Orang Kaya RI Naik 174%, Pertumbuhan Upah Pekerja Cuma 15%

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 26 Sep 2024 16:49 WIB
ilustrasi harta dan uang
Ilustrasi - Foto: Getty Images/iStockphoto/Moussa81
Jakarta -

Penelitian yang dilakukan Center of Economic and Law Studies (Celios) menunjukkan adanya ketimpangan kenaikan pendapatan antara crazy rich atau orang kaya dengan pekerja biasa.

Hal ini menggambarkan sebagian kecil individu mungkin meraup keuntungan, sementara mayoritas lainnya tertinggal dalam bayang-bayang kemiskinan.

"Potret terkini membuat kita menyaksikan dengan terang benderang bahwa episentrum penguasaan sumber daya semakin tak proporsional. Pekerja perlu bertahan lebih keras seiring pertumbuhan upah yang hanya naik 15%, ketika tiga triliuner teratas justru mengalami lonjakan kekayaan 174%," tulisnya dikutip dari laporan Celios yang berjudul 'Ketimpangan Ekonomi Indonesia 2024: Pesawat Jet untuk Si Kaya, Sepeda untuk Si Miskin' Kamis (26/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan kuantitatif berupa pengumpulan data mencakup distribusi pendapatan, distribusi kekayaan, indeks gini, tingkat kemiskinan dan indikator ekonomi lainnya. Kelompok penting yang menjadi rujukan dalam studi ini adalah daftar 50 orang terkaya di Indonesia menurut Forbes dan daftar kekayaan para menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tim peneliti Celios menganggap sebagian besar kekayaan dan kesempatan sering kali terkonsentrasi di tangan sekelompok orang kaya dengan akses dan privilege lebih besar sehingga mampu memperkaya diri jutaan kali lebih banyak. Berbeda dengan masyarakat menengah ke bawah.

ADVERTISEMENT

"Mereka mendapatkan keuntungan dari kebijakan, investasi dan peluang yang tidak tersedia bagi masyarakat kelas bawah. Sementara itu, masyarakat kelas bawah, meskipun bekerja keras dengan keringat dan usaha yang sama, tidak memiliki akses yang memadai untuk memperbaiki kondisi mereka," ucapnya.

"Kesenjangan ekonomi yang tajam ini semakin memperburuk ketidakadilan sosial, membuat upaya mereka untuk bangkit dari kesulitan menjadi semakin menantang," tambahnya.

Tim peneliti Celios mengatakan sejak 2020 kekayaan tiga orang terkaya telah meningkat lebih dari tiga kali lipat. Temuan itu diperoleh dari pembacaan terhadap data Forbes atas kekayaan tiga orang terkaya yang spesifik dilakukan pada kondisi krisis akibat pandemi COVID-19 dengan pengamatan dalam periode 2020-2023.

Tercatat pemuncak klasemen triliuner terkaya secara berurutan adalah Budi dan Michael Hartono (US$ 48 miliar atau Rp 777,6 triliun), Prajogo Pangestu (US$ 43,7 miliar atau Rp 707,9 triliun), Low Tuck Kwong (US$ 27,2 miliar atau Rp 440,6 triliun). Dalam waktu tiga tahun, kekayaan tiga orang terkaya secara akumulatif mengalami kenaikan sebesar US$ 75,50 miliar atau senilai Rp 1.223 triliun.

Sementara itu, penghitungan perbandingan untuk kelas pekerja menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional terkait informasi rerata upah/gaji tenaga kerja di 17 sektor. Rerata upah/gaji tenaga kerja nasional per Agustus 2020 sebesar Rp 2.756.345 dan mengalami peningkatan menjadi Rp 3.178.227 per Agustus 2023.

Simak juga Video: Oprah Winfrey Jadi Wanita Mandiri Terkaya di Amerika versi Forbes

[Gambas:Video 20detik]



(aid/kil)

Hide Ads