Duka Live Streamer BKT Dituding Ngemis hingga Cap Pengangguran

Duka Live Streamer BKT Dituding Ngemis hingga Cap Pengangguran

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 29 Sep 2024 20:30 WIB
Live Streamer BKT
Live Streamer di BKT (Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom)
Jakarta -

Menjadi live streamer bukan berarti tanpa tantangan. Komentar pedas atau tudingan miring tak jarang diberikan kepada mereka.

Seperti diungkap live streamer Dea Yuliani yang kini rutin tampil di Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur. Dea mengakui, ada saja yang tidak suka dengan dirinya dan memberikan komentar pedas seperti menyebut kegiatan mengemis.

Ia pun membantah hal tersebut. Dia mengatakan, dirinya hanya sekadar nyanyi dan tidak pernah memaksa penontonnya untuk memberikan hadiah atau gift.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kita emang nggak ada minta-minta juga. Kita emang sekadar nyanyi-nyanyi, kalau orang yang mau gift ya silakan, kita nggak pernah minta gift dari mereka-mereka juga," katanya kepada detikcom di BKT Jakarta Timur, Rabu (25/9/2024).

Namun, dirinya tak ambil pusing. Terkadang, kata dia, penonton ada juga yang membelanya. Para penonton pun yang kemudian membangkitkan semangatnya lagi.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ada juga komentar pedas yang menilai suaranya biasa saja. Dia pun merespons hal tersebut dengan menyatakan jika dirinya memang bukan penyanyi, tapi hanya sekadar menyalurkan hobi. Dia pun berpesan kepada penontonnya kalau tidak suka lebih baik tidak menontonnya.

Tak cuma itu, ada juga komentar yang memintanya mencari kerja. Padahal, sehari-hari ia memang bekerja sebagai admin di perusahaan ekspedisi. Ia menjalani kegiatan live streaming di pagi hari dan bekerja sebagai admin di sore hari.

"Ya Allah, dalam hati gue (saya) tuh kerja loh, makanya terkadang kayaknya gue harus bikin story nih, pas ketika gue lagi kerja, kayak gimana gitu kan," keluhnya.

Live Streamer BKTLive Streamer di BKT Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom

Streamer lain Yamo Zega menegaskan jika kegiatannya sebagai live streamer bukanlah kegiatan mengemis. Ia bahkan mengatakan, dirinya tak pernah meminta untuk disawer.

"Kalau gue nggak pernah ngemis. Gue nggak ngemis. Bahkan orang request lagu pun gue nggak pernah minta disawer. Itu kan apresiasi tersendiri ya dari orang gitu. Enggak, gue nggak pernah maksa. Terserah, mau nyawer apa enggak, bebas. Kita nggak ada yang minta-minta karena kita jual bakat," paparnya.

Namun, dia tak mempermasalahkan jika disebut pengamen online. Dia menerangkan, untuk menjadi live streamer sendiri butuh modal dan usaha. Oleh karena itu, ia menegaskan jika live streamer bukan kegiatan mengemis.

"Kayaknya nggak butuh modal ya kalau ngemis ya. Cuma kayak gini aja kan, tangan di atas aja kayak gini kan. Jadi kita butuh modal dan effort gitu ya. Kita bangun pagi, beli alat-alat segala macam. Dan ini alat-alat yang kayak gini-gini tuh kita harus cari tahu dulu sebenarnya, nggak sembarangan gitu loh," paparnya.

Senada, live streamer Edo Wardo juga tidak sepakat jika kegiatan yang ia lakoni sehari-hari sebagai mengemis online. Dia mengatakan, para penonton secara sukarela untuk masuk menontonnya menyanyi.

"Kalau pengamen online OK, kalau pengemis online kita nggak setuju karena apa, pertama kita tuh nge-live teman-teman ini masuk kayak tanpa kita undang, kayak lewat di beranda mereka, terus mereka masuk. Dan mereka seneng, mereka stay di room kita," ujarnya.

"Nah apalagi kita ramah, komen aja kita baca, lagu-lagu request aja kita bawain. Mereka otomatis tanpa diminta mereka kasih gift. Mereka kasih gift karena mereka seneng. Jadi lebih tepatnya kita pengamen online nggak apa-apa, betul. Tapi kalau dibilang pengemis online nggak masuk," imbuhnya.

(das/das)

Hide Ads