Kementerian Perindustrian bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) mengajak masyarakat agar bangga menggunakan batik. Acara ini dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional (HBN) yang dibuka secara resmi di Mall Kota Kasablanka Jakarta Rabu (2/10).
Tahun ini acara tersebut mengangkat keunikan batik tulis Gedhog khas Tuban. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi YBI yang sejak tahun 1994 telah konsisten dalam melestarikan, melindungi, dan mempromosikan batik.
"Khususnya melalui kegiatan HBN yang pada tahun ini mengangkat Batik Tulis Gedhog Tuban, yang merupakan salah satu produk batik dengan keunikan tersendiri," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dia menyoroti kondisi industri batik yang tengah menghadapi tantangan dengan melemahnya permintaan di pasar ekspor.
"Nilai ekspor industri batik sampai triwulan II tahun 2024 mencapai angka US$ 8,33 juta, mengalami kontraksi sebesar 8,29 persen dibanding periode yang sama di tahun 2023," ujarnya.
Kendati demikian, dia menyebut minat generasi muda mengenakan batik untuk kegiatan sehari-hari terus meningkat. Menurutnya hal ini memberikan optimisme bagi masa depan industri batik di pasar dalam negeri yang harus dimaksimalkan agar potensi ini mampu dinikmati oleh para perajin batik.
Dia mengungkapkan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada, Kemenperin terus berupaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan industri batik melalui berbagai program dengan melibatkan berbagai pihak. Seperti pada peringatan HBN tahun ini, pihaknya menggandeng YBI mengadakan berbagai program seperti focus group discussion (FGD), penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi pendampingan Indikasi Geografis (IG), pendampingan teknis produksi, serta memfasilitasi mesin dan peralatan.
Perlindungan Batik Gedhog Tuban
Dia pun menekankan pentingnya upaya pelestarian dan perlindungan pada komoditi batik. Karena itu, pihaknya berupaya memberikan pendampingan dalam rangka pengajuan permohonan perlindungan Indikasi Geografis (IG) batik tulis Gedhog. Selain itu juga membantu mempromosikannya pada Peringatan HBN 2024.
"Batik Tulis Gedhog Tuban yang sepenuhnya dibuat dan berasal dari Tuban, mulai dari bahan baku kapas sampai proses pembuatannya, sehingga menghasilkan potensi dampak ekonomi yang luas pada masyarakat khususnya Tuban," jelasnya.
Kemenperin dan YBI bersama Kementerian Hukum dan HAM, kata dia, telah aktif melakukan pendampingan penyusunan Dokumen Deskripsi Indikasi Geografis sebagai syarat permohonan pendaftaran IG Batik Tulis Gedhog Tuban, sehingga diharapkan saat pengusulan telah diterima dapat memberikan manfaat yang jauh lebih besar.
Dia juga menegaskan perlunya dukungan dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah, pemilik industri batik, perajin hingga masyarakat umum dalam upaya melestarikan Batik Tulis Gedhog Tuban. Ia mengambil contoh fasilitasi pengajuan IG pada Batik Complongan Indramayu yang juga diangkat sebagai ikon pada Gelar Batik Nasional (GBN) 2023.
"Alhamdulillah, dampaknya cukup signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat, dan dapat meningkatkan awareness konsumen terhadap Batik Complongan Indramayu, dan tentunya kami mengharapkan dampak yang sama untuk Batik Tulis Gedhog Tuban," paparnya.
Kemajuan Industri Batik
Di sisi lain, ia mendorong pelaku industri batik terus bertransformasi menuju industri 4.0. Menurutnya, penerapan teknologi digital pada Industri Batik dapat mendukung aspek manajemen dan operasional sehingga lebih efektif dan efisien.
Pada tahun 2024, dia mengatakan Kemenperin telah menerapkan Industri 4.0 dan menyusun Buku 'Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok Industri 4.0'. Buku ini dapat dijadikan acuan dalam menerapkan Industri 4.0 sesuai dengan kebutuhan.
"Kami berharap ke depannya sentra IKM batik di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital tersebut untuk pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengungkapkan pihaknya memberikan fasilitasi kepada IKM Batik, di antaranya 24 industri batik dan dua wirausaha baru IKM Batik untuk berpartisipasi dalam Pameran HBN 2024.
"Dua wirausaha baru IKM batik dimaksud merupakan IKM dari kegiatan Pendampingan Teknis Produksi Batik di Lembaga Pemasyarakatan yang telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir," ungkap Reni.
Di samping itu, Reni menjelaskan dalam rangkaian HBN 2024, Ditjen IKMA menyelenggarakan delapan rangkaian kegiatan acara yang telah dilaksanakan dari tanggal 21 Mei sampai dengan bulan November 2024.
"Dalam rangka mendukung kegiatan HBN, Ditjen IKMA menggelar beragam kegiatan pendampingan dan fasilitasi meliputi FGD Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok IKM, Fasilitas IG Batik Tulis Gedhog Tuban, Pendampingan Teknis Produksi Pewarna Alam dan Pendampingan Teknis Produksi Batik di Lapas, Launching Buku Batik Berkelanjutan: Manajemen Rantai Pasok Industri 4.0, Talkshow dan Pameran (Business Matching, Fasilitasi Sertifikasi Batikmark, dan Workshop Proses Produksi Seragam Batik Jemaah Haji)," katanya.
Kemenperin juga akan menghadirkan Industrial Festival Edisi Batik dalam rangkaian kegiatan HBN 2024, melalui berbagai talk show inspiratif untuk semakin mengenalkan batik kepada generasi muda. Adanya beragam kegiatan ini diharapkan menumbuhkembangkan kecintaan kaum muda untuk mewarisi salah satu kekayaan budaya Indonesia ini. Sebagai puncak acara akan diselenggarakan pula Batik Fun Run and Walk pada Minggu, 6 Oktober 2024 sebagai upaya mengembangkan, mempopulerkan, dan melestarikan produk batik kepada masyarakat luas.
(prf/ega)