Pedagang Starling 'Naik Kelas' Jual Kopi Ala Kafe, Cuannya Segini!

Pedagang Starling 'Naik Kelas' Jual Kopi Ala Kafe, Cuannya Segini!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 05 Okt 2024 06:30 WIB
Kopi Keliling
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Pedagang kopi keliling alias starling 'naik kelas' dengan menjual kopi kekinian ala kafe. Berbeda dengan starling pada umumnya, para pedagang ini biasanya hanya menjual produk dari satu brand tertentu saja.

Berdasarkan pengamatan detikcom, Jumat (4/10/2024), di sekitar kawasan Cakung, Jakarta Timur hingga ke Kota Baru, Bekasi Barat setidaknya terdapat enam starling modern dari berbagai brand kopi keliling ala kafe.

Berbeda dengan starling 'tradisional' yang kerap menggunakan sepeda atau motor lengkap rencengan minuman instan, termos air panas, termos es, gelas plastik dan berbagai kebutuhan lainnya; penampilan starling ala kafe ini tampak lebih rapih dan sederhana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab para pedagang kopi keliling ala kafe ini biasanya hanya menggunakan sepeda listrik yang sudah dimodifikasi dengan gerobak tertutup pada bagian depannya. Sehingga tidak ada rencengan sachet kopi.

Kemudian starling modern ini juga tidak perlu lagi repot-repot menyeduh kopi setiap kali menerima pesanan. Sebab kopi ala kafe yang dijajakannya sudah dibawa dalam gelas-gelas plastik.

ADVERTISEMENT

Mereka hanya perlu membuka segel gelas kopi yang di bawah dan menambahkan es batu ke dalamnya, sehingga para pembeli bisa dengan cepat mendapatkan pesanan mereka.

Starling raup cuan ala kafe di halaman berikutnya.

Cuan Starling Kopi Ala Kafe

Salah seorang pedagang kopi keliling ala kafe, Noval, mengatakan setiap brand memiliki model kerja sama yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan model kerja sama waralaba atau franchise, namun ada juga pedagang yang bekerja dengan brand tertentu.

"Kalau saya sih kerja sama orang (brand) ya, tapi kalau ngobrol-ngobrol sama pedagang dari brand lain ada juga yang modelnya franchise gitu. Tapi mereka (yang franchise) juga sama ambil kopinya dari tempat produksinya masing-masing," katanya saat ditemui detikcom di sekitar Stasiun Cakung.

Untuk brand kopi yang dijual Noval sendiri menggunakan model kedua, yakni mempekerjakan orang untuk menjajakan produknya. Berkat itu semua keperluan dagang Noval sudah disediakan pemilik brand.

"Ini kopi saya ambi dari tempat produksinya, ada tempat produksinya sendiri. Tutup cup, es, kantong plastik semua ambil di sana, kita tinggal jual saja. (Sepeda punya sendiri?) nggak, dari sana sudah disediakan. Jadi tinggal kita bawa saja," ucapnya.

Artinya untuk menjual kopi ala kafe ini Noval tidak mengeluarkan uang modal sama sekali alias hanya modal keringat. Sementara itu dari setiap gelas kopi yang dijualnya, ia mengaku mendapat uang bagi hasil sebesar Rp 1.000.

Padahal di hari kerja (Senin-Jumat) ia bisa membawa setidaknya 70 gelas kopi per hari dan 100-150 gelas saat Sabtu-Minggu. Jika semua dagangannya habis terjual, ia bisa membawa pulang Rp 70.000-150.000.

Namun jumlah ini bisa bertambah jika Noval meminta tambahan kopi dari brand tempatnya bekerja. Kopi-kopi ini nantinya akan dikirim oleh pekerja di brand tersebut ke tempat Noval mangkal. Di bagi hasil penjualan kopi itu, ia mengaku masih mendapatkan gaji pokok dari pemilik brand. Walaupun ia enggan menyebut jumlah pasti gaji yang diterimanya.

"Kalau saya kerja sama orang, dapat gaji tetap. Tapi ada tambahan Rp 1.000 per cup. Beda-beda sih setiap brand, ada yang dapat gaji, ada juga yang cuma dapat dari penjualan per cup (bagi hasil penjualan dengan brand)," terangnya.

"Biasanya habis sih (kopi yang dibawa). Kalau habis bisa pulang, atau kalau mau bisa pesan lagi ke office (brand tempatnya bekerja), nanti dibawain ke sini. Kita tinggal chat aja, kan ada grup WA-nya," sambung Noval.

Kopi KelilingKopi Keliling Foto: Ignacio Geordy Oswaldo

Sementara itu pedagang starling modern dari brand lain bernama Anda Susanto juga berjualan dengan model yang sama, yakni bekerja dengan pemilik brand. Dari sana ia juga mendapatkan uang bagi hasil Rp 1.000 dari setiap gelas yang dijualnya.

Karena ia bekerja dengan brand, Anda juga mengaku dirinya tidak perlu mengeluarkan modal sama sekali untuk berjualan. Baik dari sepeda listrik yang digunakan, kopi, es, hingga seragam yang dikenakannya semua sudah disediakan oleh pemilik brand.

"Nggak keluar modal sih, kan kopi segala macam disediakan kantor, kita tinggal ambil saja. Sampai ini seragam juga sudah disediakan," katanya.

Sehari-hari ia biasa membawa sekitar 100 gelas kopi untuk Senin-Jumat, dan 150-200 gelas kopi untuk Sabtu-Minggu. Artinya ia bisa membawa pulang Rp 100-200 ribu.

Belum lagi untuk brand tempatnya bekerja juga memberikan uang makan sebesar Rp 50.000 per hari. Kemudian dirinya masih mendapatkan uang absen dan gaji pokok yang tidak dirinci besarannya.

"Kalau saya ada dapat Rp 1.000 per cup. Ada gaji juga, uang makan Rp 50.000, sama uang absen. Uang absen tuh dapat kalau jualan 26 hari per bulan, (kalau di bawah itu?) ya hangus (tidak dapat uang absen)," terangnya.

Sama seperti Noval, brand tempat Anda bekerja juga menyediakan 'layanan pesan antar' kopi. Sehingga ia bisa meminta tambahan stok jika dagangannya habis.


Hide Ads