Harga Lebih Terjangkau
Budi menilai harga susu ikan dapat lebih terjangkau apabila masuk ke program MBG. Budi mengatakan harga susu ikan saat ini lebih mahal dibandingkan dengan susu lain karena produksinya yang masih terbatas.
Budi menyebut saat ini baru ada satu pabrik Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang terletak di Indramayu dengan kapasitas produksi 30.000 per bulan. Dengan berkembangnya industri pabrik Hidrolisat Protein Ikan (HPI), harganya bisa lebih terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan dengan kapasitas produksi bahan baku susu ikan saat ini, dapat menyediakan 100.000 botol siap minum ukuran 200 ml. Dari kemasan botol itu, dia bilang keluar harga jual Rp 5.000 per botol. Harga ini jauh berbeda dengan kemasan susu kotak yang dibanderol Rp 118.000 dengan berat 135 gram.
"Jadi kalau yang diproduksi sekarang itu sudah bisa 100.000 botol yang diminum itu. Nah, dengan kemasan itu mereka sudah menghitung itu sekitar masuk dari program susu gratisnya itu sekitar Rp 5.000, informasi yang saya diterima. Jadi, kalau kemasan satu kotaknya seharusnya Rp 118.000. Namun ketika jadikan susu yang siap minum itu harganya katanya masuk," jelasnya.
Pabrik Bahan Baku Susu Ikan Siap Produksi
Budi menyebut saat ini pabrik percontohan bahan baku susu ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) ditargetkan mulai produksi November mendatang. Pabrik yang terletak di Pekalongan, Jawa Tengah ini akan dilakukan uji coba teknis selama satu pekan sebelum mulai beroperasi.
Rencananya, pabrik tersebut selesai dibangun pada November. Setelah itu, pihaknya akan memastikan fasilitas, sistem, hingga komponennya sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku. Dia bilang semua proses tersebut hanya memakan waktu satu pekan. Kemudian pabrik dapat langsung memproduksi bahan baku protein ikan, HPI.
"Kalau alat itu, begitu dirangkai di pabrik itu di-commissioning dulu, dites seminggu. Itu nanti dicoba dulu alatnya, modul-modulnya, kemudian baru bahan baku dicoba masuk. Setelah pas-nya seperti apa, keringnya berapa lama. Nah itu memang harus dalam satu pabrik, harus rangkaian," tambah Budi.
Dia menekankan hasil produksi HPI di pabrik ini tidak serta-merta bisa langsung memasok kebutuhan susu ikan di program makan bergizi gratis (MBG). Apabila memang diperlukan untuk MBG, ada proses administrasi yang perlu diikuti oleh Kementerian/Lembaga terkait.
"Kalau nanti produknya itu sudah rutin dari kami, nanti bagian produksi yang menjadi bagian PNBP. Tapi kan harus ada proses administrasi yang harus kita selesaikan dulu. Namun target utama kami adalah bagaimana pabrik percontohan bisa memberikan standar produksi HPI. Ini kan masuk bahan bakunya (susu ikan), HPI-nya bisa dibeli setelah administrasi selesai Itu nanti untuk pabrik susu ikan yang beri BPOM karena izin edarnya di sana," jelas dia.
(hns/hns)