9,3 Juta Warga Inggris Dihantui Kengerian Ini

9,3 Juta Warga Inggris Dihantui Kengerian Ini

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 11 Okt 2024 15:01 WIB
Members of the public join the queue on Westminster Bridge, as they wait in line to pay their respects to the late Queen Elizabeth II, Lying-in-State in the Palace of Westminster in London on September 14, 2022. - Queen Elizabeth II will lie in state in Westminster Hall inside the Palace of Westminster, from Wednesday until a few hours before her funeral on Monday, with huge queues expected to file past her coffin to pay their respects. (Photo by Odd ANDERSEN / various sources / AFP)
Foto: AFP/ODD ANDERSEN
Jakarta -

Badan amal anti kemiskinan, Trussell Trust, melaporkan sebanyak 9,3 juta penduduk di Inggris hidup dalam kemiskinan ekstrem hingga kelaparan. Jumlah ini meningkat lebih dari satu juta warga dibandingkan lima tahun lalu, yakni 2019.

Melansir BBC, Jumat (11/10/2024), dalam The Cost of Hunger and Hardship itu disebutkan jumlah ini merepresentasikan satu dari tujuh orang di seluruh Inggris menghadapi kelaparan dan kemiskinan ekstrem.

Mirisnya badan amal itu juga melaporkan jumlah tersebut menunjukkan satu dari lima anak di sana masuk dalam kelompok miskin ekstrem tadi. Kemudian hampir 25% anak berusia di bawah empat tahun menghadapi kelaparan, menjadi kelompok paling rentan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya jumlah anak di bawah umur yang menghadapi kelaparan dan kesulitan hidup tahun ini, 46% lebih banyak dibandingkan dua dekade lalu atau di 2004.

"Kecuali jika ada perubahan yang dilakukan oleh pemerintah, sebanyak 425.000 orang lagi, termasuk di dalamnya 170.000 anak, diproyeksikan akan masuk dalam kategori ini pada tahun 2027," terang Trussell Trust dalam laporannya.

ADVERTISEMENT

Badan amal itu kemudian menjelaskan lebih dari separuh orang yang masuk dalam kelompok miskin ekstrem tersebut hidup dan tinggal dalam keluarga penyandang disabilitas.

"Satu dari tujuh orang yang menghadapi kelaparan dan kesulitan hidup. Ini tidak seharusnya terjadi di salah satu negara terkaya di dunia," kata Helen Barnard selaku Direktur Kebijakan, Penelitian, dan Dampak di Trussell Trust.

"Kita perlu tindakan segera untuk mengatasi kelaparan di Inggris karena, jika tidak ada yang berubah, jumlah orang yang menghadapi kelaparan dan kesulitan hidup hanya akan meningkat," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan tingkat kelaparan dan kemiskinan ekstrem tertinggi dialami oleh mereka yang tinggal dalam keluarga kulit hitam, Afrika, Karibia, atau Kulit Hitam Inggris, yakni sebesar 28%. Sedangkan mereka yang tinggal dalam keluarga kulit putih, menyumbang sekitar 11% dari 9,3 juta warga miskin ekstrem.

"Orang-orang beralih ke food banks (pusat bantuan makanan amal) karena mereka tidak punya cukup uang untuk hidup. Namun, kita tahu bahwa keadaan tidak harus seperti ini," terangnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads