Kelima, Amran berhasil menekan rencana impor beras selama tahun 2024. Pada awal tahun direncanakan impor beras 5 juta ton, namun hanya terealisasi 3,1 juta ton di awal tahun dan hingga saat ini stok beras nasional masih mampu dipenuhi produksi dalam negeri.
Persistensi Amran ini banyak mendapat pujian dari berbagai pihak. Impor beras seperti diketahui kerap dijadikan momok bagi petani yang berproduksi. Melalui gerakan akselerasi produksi yang dilakukan Amran dan jajaran Kementan, produksi nasional bisa tetap mencukupi kebutuhan.
Alasan keenam, masifnya program mekanisasi di sektor pertanian sebagai transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Bahkan saat ini, Amran telah menuangkan ide tersebut untuk membangun klaster pertanian modern, di mana seluruh peralatannya sudah menggunakan teknologi digitalisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode pertama 2014 - 2019, Kementan menggelontorkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pada kurun waktu tersebut Kementan menyalurkan, antara lain traktor roda dua 148.037 unit, traktor roda empat 11.157 unit, pompa air 111.828 unit, rice transplanter 20.245 unit, cultivator 13.988 unit, dan hand sprayer 152.795 unit.
Kementan juga melakukan rehabilitasi jaringan irigasi 3.719.224 hektare, konservasi dan antisipasi anomali iklim 12.901 unit, pengembangan sumber air 3.223 unit, pengembangan irigasi rawa 67.709 unit, pengembangan embung pertanian 799 unit, dsb.
Ketujuh, Amran sejak awal memiliki ide cerdas dalam mencetak sawah untuk penyediaan lahan pangan baru hingga 3 juta hektare. Salah satunya cetak sawah yang dilakukan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang direncanakan mencapai 1 juta hektare.
Soal cetak sawah, ide dan gagasan ini ternyata disambut baik oleh masyarakat papua yang merasa bahagia karena saat ini mereka memiliki lahan sendiri. Terkait hal ini, para petani, akademisi hingga politisi ramai-ramai memberi apresiasi atas keberanian Amran dalam membuat gebrakan. Salah satunya Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko.
Budiman mendukung program cetak sawah yang dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mempercepat swasembada pangan yang merupakan prioritas utama dari agenda panjang pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada 5 tahun kedepan. Prabowo menginginkan Indonesia benar-benar berdaulat dan memiliki kemandirian pangan yang berkelanjutan.