Maskapai penerbangan internasional mulai mengurangi penerbangan ke China bulan ini. Hal itu karena maskapai penerbangan China dianggap memperoleh keuntungan dengan terbang di atas langit Rusia untuk mencapai Eropa.
Dilansir dari SCMP, Minggu (20/10/2024), Virgin Atlantic yang berbasis di Inggris berencana untuk menangguhkan rute Shanghai-London Heathrow setelah 25 tahun. British Airways juga akan menghentikan penerbangan Heathrow-Beijing Daxing menurut analis penerbangan dan media industri.
Sumber yang sama mengatakan Scandinavian Airlines yang berbasis di Swedia akan menerbangi rute Kopenhagen-Shanghai untuk terakhir kalinya pada 7 November 2024. Selain itu, Qantas Airways dari Australia telah membatalkan rute Sydney-Shanghai dan maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mempertimbangkan apakah akan menangguhkan rute Frankfurt-Beijing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan tersebut karena sebagian merasa ada persaingan tidak sehat dari maskapai penerbangan China, yang diizinkan melewati wilayah udara Rusia hingga dapat menghemat 2-3 jam penerbangan dan puluhan ribu dolar Amerika Serikat (AS) per perjalanan. Sementara maskapai penerbangan Barat dilarang.
"Maskapai penerbangan Tiongkok, yang menggunakan wilayah udara Rusia menawarkan tarif yang lebih rendah dan lebih banyak pilihan penerbangan, terutama dari kota-kota kecil di Tiongkok yang tidak dilayani oleh maskapai penerbangan asing," kata Dennis Lau, Direktur Layanan Konsultasi pada perusahaan penerbangan yang berbasis di Hong Kong, Asian Sky Group.
"Maskapai penerbangan AS dan Eropa dapat mengerahkan pesawat mereka secara lebih efektif di pasar lain yang lebih menguntungkan, seperti rute transatlantik," tambahnya.
Terlepas dari itu, beberapa maskapai penerbangan tidak gentar. Delta Air Lines dari AS misalnya, mengatakan tidak berencana untuk memangkas penerbangan ke China tahun ini.
Akan ada total 393 penerbangan langsung terjadwal China-AS bulan ini. Jumlah itu 27,3% lebih sedikit dibandingkan pada Oktober 2019, sebelum pandemi COVID-19 menurut data yang dikumpulkan oleh perusahaan data penerbangan Inggris OAG.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Tiongkok pada kuartal III-2024 melambat menjadi 4,6%, dari 4,7% pada kuartal sebelumnya, menurut data terbaru pemerintah.
(aid/fdl)