Cerita Tentang Masinis Jepang di Balik Budaya 'Tunjuk-Sebut' KAI

Cerita Tentang Masinis Jepang di Balik Budaya 'Tunjuk-Sebut' KAI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 24 Okt 2024 16:43 WIB
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, metode ini berasal dari Jepang.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, metode ini berasal dari Jepang - Foto: Dok. KAI
Jakarta -

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mempertahankan budaya disiplin para personelnya melalui penerapan metode "Tunjuk-Sebut" atau dalam bahasa Jepang bernama Yubisashi Kanko (æŒ‡åˇŽå‘ŧį§°.). Hal ini sebagai salah satu langkah konkret dalam peningkatan keselamatan perjalanan kereta api.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan metode ini berasal dari Jepang. Metode 'Tunjuk-Sebut' bermula dari seorang masinis lokomotif uap Jepang bernama Yasoichi Hori.

"Yasoichi Hori mengalami sakit mata saat melaksanakan dinas. Untuk memastikan sinyal yang dilihatnya, ia menyebutkan status sinyal (aman, hati-hati atau berhenti) kepada stocker (Asisten Masinis)," kata Anne, dalam keterangan tertulis, Kamis (24/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anne mengatakan, metode budaya 'Tunjuk-Sebut' mulai diperkenalkan di lingkungan persinyalan elektrik di wilayah Jabotabek pada tahun 1993 dan terus dipertahankan. Metode ini berkembang menjadi suatu kewajiban bagi personil operasional KAI Group hingga kini.

KAI tidak hanya berfokus pada peningkatan keselamatan melalui penggunaan kemajuan teknologi semata, tetapi juga pada pengembangan budaya kerja yang disiplin dan terintegrasi. Metode tersebut terbukti efektif dalam mengurangi kesalahan operasional yang dapat membahayakan keselamatan.

ADVERTISEMENT

Efektifitas penerapan metode ini juga telah diteliti oleh Railway Technical Research Institute (RTRI). Hasilnya menunjukkan, penerapan 'Tunjuk-Sebut' dapat secara signifikan mengurangi kesalahan operasional.

"Hasil survey, kelompok yang tidak melakukan tindakan apa pun menunjukkan persentase kesalahan tertinggi. Sedangkan melakukan 'Tunjuk' atau 'Sebut' mengurangi kesalahan hingga 50-66%. Implementasi 'Tunjuk-Sebut' dapat menurunkan kesalahan hingga 83%," jelas Anne.

Anne juga bilang, metode 'Tunjuk-Sebut' bagi Masinis dan Asisten Masinis tidak hanya dilakukan ketika berdinas, ini juga dilakukan dari tahapan asesmen pra-dinas. Langkah ini dimaksudkan agar para personil mengerti semboyan dilintas yang akan didinaskan. Selanjutnya secara berkala dilakukan pengujian terhadap metode tersebut dengan berbagai tingkatan dan kesempatan.

"Dengan langkah proaktif ini, KAI bertekad untuk terus meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan kenyamanan penumpang. Budaya 'Tunjuk-Sebut' ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan SOP guna mendukung keselamatan perjalanan kereta api," ujarnya.

Berikut mekanisme tunjuk sebut yang dijalankan di KAI:

- Fokus dan Konsentrasi: Menunjuk dengan jari membantu masinis memusatkan perhatian pada objek penting, mengurangi kemungkinan teralihkan oleh hal lain.
- Pengurangan Kesalahan: Tindakan menunjuk dan menyebut status sinyal secara bersamaan menciptakan jeda yang dapat mencegah kesalahan akibat perilaku refleksif.
- Memori yang Kuat: Penyebutan suara memperkuat ingatan tentang tindakan yang dilakukan, sehingga lebih mudah untuk diingat dan diperiksa kembali.
- Deteksi Kesalahan: Penyebutan suara juga membantu masinis mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih efektif.
- Peningkatan Kesadaran: Kombinasi gerakan tangan dan suara merangsang keterlibatan fisik, meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan.

(shc/kil)

Hide Ads