Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Elon Musk memulai kariernya sebagai pekerja ilegal sebelum menjadi orang terkaya di dunia. CEO Tesla dan SpaceX itu yang menjadi megadonor Partai Republik dan juru kampanye Donald Trump dinilai munafik saat membahas maraknya pekerja imigran.
"Orang terkaya di dunia itu ternyata adalah pekerja ilegal di sini saat ia berada di sini," kata Biden dalam acara kampanye untuk mendukung Partai Demokrat yang mengusung Kamala Harris dikutip dari CNBC, Senin (28/10/2024).
Biden menyebut Musk sebagai sekutu baru Donald Trump yang kaya raya. Ia kemudian mengkritik Trump dan Partai Republik karena gagal menandatangani undang-undang yang akan memperbaiki masalah perbatasan saat memimpin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden pun mengklaim jumlah orang yang melintasi perbatasan secara ilegal lebih sedikit sejak dirinya menjabat presiden. Tim kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebagai informasi, Musk baru-baru ini menyelesaikan serangkaian acara di negara bagian Pennsylvania yang sama, tempat ia berusaha meyakinkan para pemilih untuk mendukung Trump. Ia juga menggerakkan basis penggemarnya di sana dengan membagikan hadiah lotere senilai US$ 1 juta kepada para pemilih terdaftar di negara bagian yang masih belum jelas pilihannya.
Menurut analisis oleh Peterson Institute for International Economics, proposal kebijakan imigrasi baru Trump mencakup rencana operasi deportasi terbesar dalam sejarah AS, mengakhiri kewarganegaraan berdasarkan kelahiran, dan mencabut visa serta mendeportasi mahasiswa asing yang merupakan demonstran pro-Palestina.
Komentar Biden tentang Musk, aliansi Trump-nya, dan kemunafikannya tentang imigrasi menyusul laporan Washington Post yang mengutip korespondensi, catatan hukum dan banyak orang yang membantu Musk memperoleh visa kerja pada tahun 1996 setelah ia bekerja di sana tanpa visa.
Awalnya Musk tiba di AS dengan maksud yang dinyatakan untuk menghadiri sekolah pascasarjana di Stanford pada pertengahan tahun 90-an. Ia tidak mendaftar dalam program yang katanya diterima dan malah mulai membangun perusahaan rintisan yang didukung modal ventura bernama Zip2 bersama saudaranya.
The Washington Post menulis bahwa investor di perusahaan pertama Musk khawatir tentang pendiri mereka yang dideportasi dan memberinya tenggat waktu untuk memperoleh visa kerja.
Zip2 dijual dengan harga sekitar US$ 300 juta pada tahun 1999, keuntungan tak terduga yang memungkinkan Elon Musk kemudian menjadi investor awal dan CEO Tesla. Ia pun memulai usaha kedirgantaraan padat modalnya SpaceX, yang sekarang menjadi kontraktor pertahanan utama AS.
Bisnis-bisnis tersebut telah mendorong Musk menjadi orang terkaya di dunia di atas kertas. Menurut Forbes, kekayaan bersihnya saat ini sekitar US$ 274 miliar.
Pada akhir tahun 2022, Musk menggunakan kekayaan yang cukup besar itu untuk mengakuisisi jejaring sosial Twitter dengan harga pembelian US$ 44 miliar. Di platform tersebut, sejak berganti nama menjadi X, ia berulang kali menyebut bahwa perbatasan terbuka dan imigran gelap merugikan AS.
(aid/das)