Budi Arie Ungkap Peternak Sapi Perah di Luar Negeri Lebih Makmur

Budi Arie Ungkap Peternak Sapi Perah di Luar Negeri Lebih Makmur

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 12 Nov 2024 13:22 WIB
AUCKLAND, NEW ZEALAND - JUNE 14: A flock of lambs is moved across a hill paddock on the Dill farm in Kaipara Hills on June 14, 2022 in Auckland, New Zealand. Fifth-generation farmer Steve Dill runs a 510-hectare sheep and beef farm in Kaipara Hills north of Auckland. The steep hill country farm winters 2000 sheep and 400 cattle. Steve Dill recently registered the farm as part of New Zealands Emissions Trading Scheme. The farm also plants up to 2000 trees each year along streams and riverbanks (known as riparian planting) to help protect and improve waterways. New Zealand is considering a proposal to tax farmers for agricultural emissions as part of the countrys plan to cut greenhouse gas emissions. Under the He Waka Eke Noa plan, farmers would be charged for the methane emissions from the animals they keep and would be the first in the world to do so. Under the proposal, farmers will have to pay for their gas emissions from 2025. (Photo by Fiona Goodall/Getty Images)
Ilustrasi - Foto: Getty Images/Fiona Goodall
Jakarta -

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan nasib peternak luar negeri lebih makmur. Sisa hasil usaha (SHU) anggota koperasi susu di luar negeri mencapai US$ 40.000 atau setara Rp 630 juta (kurs Rp 15.754) per tahun per orang.

"Bayangkan di koperasi di negara itu, setahun mereka satu orang bisa dapat US$ 40.000 setahun per orang SHU-nya. Makannya makmur-makmur peternak," kata Budi saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024).

Budi menjelaskan peternak luar negeri termasuk dalam anggota koperasi susu. Misalnya di Selandia Baru yang mempunyai koperasi susu terbesar bernama Fonterra. Budi menilai dengan menjadi anggota koperasi susu, nilai jual yang ditawarkan menjadi tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh juga lebih besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, pihaknya akan menggagas agar koperasi bisa melakukan hilirisasi produk turunan susu hingga mendirikan pabrik atau industri pengolahan susu (IPS) sendiri.

"Dan kami dari Kementerian Kooperasi juga sedang menggagas bagaimana menghilirisasi ini koperasi susu. Kalau bisa seribu orang peternak punya 10 ekor, masing-masing 10.000 kita hilirisasi, kita hilirisasi. Nanti kita investasi mesinnya untuk sampai produk-produk UHT. Kalau perlu seribu orang punya pabrik sendiri, bekerja sama dengan pihak lain. Jadi, peternak susu itu punya nilai, bisa mendapatkan nilai tambah dari proses hilirisasi produk susu," jelas Budi Arie.

ADVERTISEMENT

Budi menilai peternak perlu alternatif lain tidak hanya menjual susu segar saja. Namun, dia menilai juga perlu mengolah susu ke produk-produk turunan lain. Untuk itu, perlu mendorong koperasi yang dapat membuat produk-produk olahan susu. Ke depan, pihaknya akan berbicara dengan pihak-pihak terkait untuk mencapai target tersebut, termasuk dalam hal kebijakan.

"Selama ini kan peternak-peternak jual susu mentah saja kan? Kenapa nggak diolah? Kenapa nggak dijadikan susu bubuk? Karena nggak ada pabriknya, ada teknologi, ada investasi. Nah itu kalau dikooperasikan, dan koperasi bekerja sama dengan pihak lain, koperasi ini punya posisi tawar, dan bisa mendapatkan keuntungan," jelas Budi.

Simak Video 'Peternak Sapi di Pasuruan Buang Susu Hasil Panen, Kenapa?':

[Gambas:Video 20detik]



(kil/kil)

Hide Ads