Tekan Pengangguran, Pemerintah Kerek Target Pelatihan Kerja 5 Kali Lipat

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 21 Nov 2024 07:40 WIB
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Jakarta -

Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan bisa memberi pelatihan kerja kepada 1 juta orang pada tahun 2025. Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, target ini naik lima kali lipat dari jumlah saat ini yang masih berkisar 200 ribuan orang per tahun.

Yassierli menyebut pemerintah sudah memiliki sejumlah fasilitas seperti Balai Besar Pelatihan Vokasi hingga Balai Latihan Kerja (BLK). Meski ambisius, Yassierli berharap target itu bisa tercapai demi serapan tenaga kerja yang lebih baik.

"Kita ingin yang selama ini angka kami itu masih 200 ribu dalam satu tahun. Saya sudah bilang tahun depan 2025 kita ingin 1 juta orang latihan. 1 juta orang yang dilatih dalam dunia balai vokasi kami, balai latihan kerja, kita juga punya BLK Komunitas. Ini angka yang sangat ambisius.Target kita seperti itu," katanya dalam wawancara dengan detikcom di Kemnaker, Jakarta Selatan, ditulis Kamis (21/11/2024).

Untuk mencapai target itu perlu dipetakan dulu bagaimana kebutuhan tenaga kerja dan sumber daya manusia yang tersedia. Pasalnya persoalan mismatch atau ketidakselarasan antara jenis pekerjaan dengan kebutuhan kerja kerap menjadi ganjalan tenaga kerja yang tersedia tak terserap lebih banyak.

Selama ini pemerintah memang menawarkan berbagai jenis pelatihan kepada masyarakat. Sayangnya pelatihan tersebut kurang memperhatikan kebutuhan dari industri.

"Saya sudah sampaikan, kita akan berangkat dari demand-nya dulu. Petakan demand, baru dari situ kita rancang kurikulumnya seperti apa dan sertifikasinya seperti apa," bebernya.

Yassierli juga mengungkap persoalan akses terhadap program ketenagakerjaan yang belum optimal. Misalnya, Kemnaker memiliki platform SIAPkerja untuk membantu mencari lowongan kerja atau melakukan persiapan kerja yang sayangnya belum diketahui masyarakat luas.

Di sisi lain, Pemerintahan Prabowo Subianto juga menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% yang akan didorong oleh program prioritas seperti kemandirian pangan, hilirisasi, hingga kemandirian energi. Kemnaker melihat program tersebut cukup strategis dan siap membantu dalam hal penyediaan tenaga kerja.

"Jadi kita concern terkait dengan penyiapan tenaga kerja yang memiliki skill yang dibutuhkan untuk tiga ini. Misalnya kemandirian pangan nanti kita akan berbicara, misalnya operator mesin pertanian. Kami sudah diskusi dengan Kementerian Pertanian. Berapa sih kira-kira yang dibutuhkan? Oke, 25 ribu operator. Maka kami akan siapkan itu. Kita akan rancang kurikulum pendidikan vokasinya sampai kepada sertifikasinya," terang Yassierli.

Selain itu Kemnaker juga melihat era digitalisasi sebagai aspek yang perlu diperhatikan. Yassierli berharap tenaga kerja Indonesia bisa mencapai level menengah ke atas sehingga menarik minat pasar tenaga kerja luar negeri.

"Secara paralel kita juga ingin bagaimana tadi goals besar kita itu terjadi peningkatan produktivitas, tenaga kerja kita itu juga dipandang sebagai medium to high skill. Sehingga kemudian luar negeri juga tertarik, eh kami tertarik loh dengan talent digital Indonesia seperti apa sih. Dan kami yakin peluang itu ada," tutup Yassierli.

Lihat juga video: Pramono soal Balai Pelatihan Kerja yang Kekinian: Bukan Hanya TikTok






(ily/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork