Rosan Buka-bukaan Target Investasi: 2024 Rp 1.650 T, 2026 Rp 2.200 T

Rosan Buka-bukaan Target Investasi: 2024 Rp 1.650 T, 2026 Rp 2.200 T

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 30 Nov 2024 14:30 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menutup detikcom Leaders Forum di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani mengungkap target investasi 2024 hingga 2026. Menurut peta jalan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), setiap tahunnya target investasi Indonesia selalu meningkat.

Untuk tahun ini, investasi yang masuk ke Indonesia ditargetkan Rp 1.650 triliun. Kemudian, 2025 ditargetkan naik menjadi Rp 1.950 triliun dan 2026 mencapai Rp 2.200 triliun.

"Tahun ini kurang lebih Rp 1.650 triliun dan tahun depan menjadi Rp 1.950 triliun, tahun 2026 ditargetkan lebih meningkat Rp 2.200 triliun. Jadi memang kita sudah mengantisipasi itu dan langkah-langkah yang kita lakukan baik dari sisi kebijakan, regulasi, policy, sudah kita fokuskan untuk meningkatkan target investasi dalam maupun luar negeri," kata dia ditemui di Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, dikutip Sabtu (30/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosan mengakui bahwa tantangan tahun depan untuk mencapai target investasi itu tidak mudah, seperti geopolitik, perang dagang hingga meningkatnya tarif pajak. Namun pihaknya yakin tantangan tersebut bisa dilalui Indonesia.

Menurutnya Indonesia akan melihat peluang dari perang dagang yang terjadi. Misalnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, dapat dimanfaatkan untuk menggaet pabrik industri yang harus merelokasikan tempatnya ke negara lain.

ADVERTISEMENT

"Karena kalau dulu pada saat tax meningkat, Indonesia bukan paling besar di Asia justru kita hanya nomor 4 atau 5 dari relokasi pabrik-pabrik yang ada di dunia," terangnya.

Tidak menutup kemungkinan juga dampak perang dagang AS dan China akan dirasakan Indonesia. Apalagi kedua negara itu juga mitra dagang Indonesia.

"Soalnya, China partner dagang terbesar di Indonesia, investasi kedua terbesar dari China, surplus (perdagangan) dengan US. Jadi ya adanya dinamika dari hubungan ini yang memerangi perekonomian juga pasti berpengaruh kepada kita," tandasnya.

Simak juga Video: Capaian Investasi di KEK Tembus Rp 242 Triliun

[Gambas:Video 20detik]



(ada/ara)

Hide Ads