Hashim Ungkap Alasan Prabowo Kukuh Jalankan Food Estate Meski Banyak Kritik

Hashim Ungkap Alasan Prabowo Kukuh Jalankan Food Estate Meski Banyak Kritik

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 11 Des 2024 11:47 WIB
Hashim Djojohadikusumo
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta -

Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan Hidup Hashim Djojohadikusumo buka-bukaan alasan pemerintah Presiden Prabowo Subianto menggarap proyek lumbung pangan alias food estate. Proyek ini banyak dikritik karena dinilai merusak lingkungan karena membabat hutan.

Hashim yang merupakan Ketua Delegasi Indonesia di COP 29 Azerbaijan mengatakan banyak sekali kritik yang lantang dilayangkan pada proyek food estate Indonesia di COP 29, khususnya Food Estate di Merauke.

"Saya harus mengakui, di Baku memang ada beberapa kritikan dari berbagai pihak yang ditujukan terutama kepada program pangan kita, program food estate, khususnya yang ada di Merauke, di Papua Selatan," tegas Hashim saat melakukan sosialisasi hasil COP 29 di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, food estate adalah upaya utama pemerintah untuk menggenjot swasembada pangan. Menurutnya, sudah sejak 20 tahun yang lalu, Prabowo memimpikan swasembada pangan di Indonesia. Food estate dinilai dapat mewujudkan hal tersebut.

Selama ini kebutuhan pangan di Indonesia sangat rentan karena sering melakukan impor dari luar negeri. Masalahnya, menggantungkan kebutuhan pangan dadi luar negeri saat ini sangat sulit karena pasar global sensitif dengan gejolak geopolitik.

ADVERTISEMENT

"Kita sangat rentan. Kita mengimpor beberapa juta ton beras. Kita mengimpor gula. Kita mengimpor banyak sekali bahan pangan pertanian. Dalam banyak hal, kita sangat rapuh, sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik," sebut Hashim.

Hashim bilang pemerintah akan beriringan dalam menjaga lingkungan. Dia menyebutkan Prabowo juga sudah setuju dengan program reboisasi, yaitu menghijaukan kembali hutan-hutan di Indonesia seluas 12 juta hektare.

"Ini akan dipercayakan kepada Menteri Kehutanan agar kita bisa mandiri dan memenuhi kewajiban Indonesia kepada dunia. Dengan lahan seluas 12 juta hektare kita bisa melakukan itu," ungkap Hashim.

Dia bilang program itu akan dilakukan dengan sistem tumpang sari atau penanaman berbagai jenis tanaman di hutan.

"Yang kita akan lakukan reboisasi secara tumpang sari, secara multi jenis tanaman. Baik pohon dan tanaman, tanaman pangan, tanaman energi, dan sebagainya," pungkas Hashim.

Simak juga Video 'Gabung ke Prabowo-Gibran, Cak Imin Akan Debat dan Diskusi soal Food Estate':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/acd)

Hide Ads