Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) menunjuk Yurdi Yasmi sebagai Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman. Penunjukan Yasmi menjadi momen bersejarah karena menjadi salah satu perwakilan Indonesia di posisi penting dalam lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Yasmi memiliki pengalaman kepemimpinan FAO. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Perwakilan Regional untuk Afrika dan sebagai Perwakilan untuk Ghana. Dalam peran barunya, dia akan memimpin dukungan FAO kepada negara-negara anggota dalam transisi menuju sistem produksi tanaman berkelanjutan dan berkontribusi untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Yasmi merasa senang dengan jabatan baru yang diembannya. Yasmi menjelaskan di divisi tersebut berfokus untuk memajukan produksi dan perlindungan tanaman berkelanjutan seraya mengatasi tantangan yang dihadapi sistem agrifood, seperti perubahan iklim dan konflik serta tantangan ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya gembira dengan peran baru ini sebagai Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman dan sepenuhnya menyadari skala pekerjaan yang perlu kami selesaikan," kata Yasmi dalam keterangannya, Jumat (15/12/2024).
Yasmi pun sebelumnya juga telah berpengalaman di organisasi dunia. Dia menempati posisi tingkat tinggi pada pangan organisasi dunia, seperti International Rice Research Institute (IRRI), World Agroforestry Centre (ICRAF), dan Center for People and Forests (RECOFTC).
Ia telah memimpin proyek pertanian, lingkungan, dan kehutanan di lebih dari 20 negara, termasuk di Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Republik Rakyat Demokratik Korea, Fiji, Ghana, Myanmar, Samoa, Timor-Leste, Zimbabwe, dan banyak negara lagi.
Yasmi meraih gelar Doktor dan Magister dari Universitas Wageningen (dengan pujian) dan gelar Sarjana Sains dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pria asal Kabupaten Payakumbuh, Sumatera Barat ini menempuh pendidikan S1 Ilmu Kehutanan di IPB dan S2 hingga S3-nya bidang Kebijakan Kehutanan dan Lingkungan Internasional di Wageningen University, Belanda.
"Kami mempromosikan produksi dan perlindungan tanaman berkelanjutan dengan memproduksi lebih banyak dengan lebih sedikit usaha untuk meningkatkan ketersediaan makanan sehat untuk konsumsi dalam negeri, ekspor komersial, bantuan pangan atau cadangan pangan darurat secara konsisten. FAO memfasilitasi penggunaan teknologi inovatif, praktik manajemen berbasis sains, dan kebijakan berbasis bukti yang meningkatkan efisiensi, inklusivitas, ketahanan, dan keberlanjutan sistem produksi tanaman," terang Yasmi.
(ara/ara)