Omzet penjualan para pedagang di Pasar Mester Jatinegara, Jakarta Timur, kian menurun sejak Pandemi Covid-19 belum membaik hingga saat ini. Bahkan ada sejumlah pedagang yang mengaku lebih sering rugi saat berjualan daripada untung.
Misalkan saja seorang pedagang sepatu grosir bernama Tono yang mengaku omzet dagangannya turun 70% jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Menurutnya kondisi ini sudah terjadi sejak 2023 alias sekitar dua tahun terakhir.
"Habis pandemi itu agak bagus dikit lah ya, cuma itu juga nggak lama, paling setahun doang. Habis itu dua tahun belakang ini tuh sudah paling parah lah, jadi dari 2023 itu sudah parah banget," kata Tono kepada detikcom di kawasan Pasar Mester Jatinegara, Senin (6/1/2024).
"Kalau sekarang sih penurunannya hampir 70%. Itu kalau dibandingkan dengan sebelum pandemi," ucapnya lagi.
Sehingga pendapatan Tono dari berjualan sepatu di pasar ini hanya habis untuk kebutuhan operasional toko mulai dari gaji pegawai hingga iuran pasar dan makan sehari-hari saja.
"Kadang-kadang tiap bulan rugi. Kita rugi bukan rugi karena karyawan, bukan. Kita ruginya karena kita telanjur tempat penghasilan kita di pasar ini. Karena uang habis untuk makan sehari-hari saja, buat iuran ke Pasar Jaya. Untung kita punya kios sendiri, kalau bukan punya sendiri kita juga mikir hidup musti gimana," terang Tono.
"Makanya sekarang kita jualan juga lemes, cuma buat makan sehari-hari aja. Bahkan kita sekarang hari-hari Minggu tuh di sini banyak yang tutup. Pas puasa masih buka, tapi pas Lebaran tutup, padahal dulu malam Takbiran masih banyak yang buka soalnya laku. Kan orang buka juga keluar modal, gaji karyawan anggaplah sehari Rp 100 ribu, itu kalau punya banyak karyawan jadi berapa, belum listrik sama makan," jelasnya lagi.
Itupun untuk mencegah kerugian operasional, Tono harus mengurangi jumlah karyawan toko yang dipekerjakannya. Dari sebelumnya ia memiliki empat karyawan, saat ini hanya tinggal seorang saja.
"Kita dulu karyawan ada empat, sekarang tinggal satu, kita tahan. Kalau empat-empatnya kita tahan di sini, kita nggak sanggup ya kan," papar Tono.
Sementara itu, Andi selaku penjual pakaian di kawasan Pasar Mester Jatinegara juga secara keseluruhan mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 70%. Menurutnya kondisi ini sudah terjadi saat pandemi Covid-19 berlangsung dan belum mengalami perbaikan hingga saat ini.
"Sebenarnya sekarang sama pas pandemi sama saja sih rasanya, nggak beda jauh lah. Kalau penurunan nggak banyak, kalau naik juga nggak banyak," ucapnya.
"(Omzet 50% lebih ada?) lebih kalau itu. (70-80%?) ya kurang lebih. (Omzet turun lebih dari 80%?) nggak sih kalo itu, paling sekitar 70-80% lah. Cuma kalau hitung-hitungan pastinya kaya pembukuan gitu-gitu saya nggak ada. Tapi sekitar segitu lah," jelas Andi lagi.
Akibatnya ia juga merasa sering rugi saat membuka toko daripada mendapatkan untung. Sehingga untuk bisa bertahan ia juga harus mengurangi jumlah karyawan, dari awalnya tiga karyawan hingga kini hanya tersisa satu orang.
"Jualan sekarang sering-sering minus sih, tapi kalau lebih sebih sering minus nggak tahu ya, karena saya nggak hitung detail. Tapi kalau dulu istilah kita dagang nggak ada minus, paling kecil nol, kalau dapat untung dikit atau lebihnya lumayan, nggak pernah ada sampai minus," terang Andi.
(fdl/fdl)