Koperasi di RI Disebut Terus Berkembang, Bagaimana Prospeknya?

Koperasi di RI Disebut Terus Berkembang, Bagaimana Prospeknya?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 07 Jan 2025 15:47 WIB
ilustrasi koperasi, keuangan, bisnis, bank. (freepik)
Foto: ilustrasi koperasi, keuangan, bisnis, bank. (freepik)
Jakarta -

Koperasi di Indonesia disebut bisa terus berkembang ke depan. Wakil Menteri Koperasi Ferry J Juliantono mengungkapkan era baru koperasi saat ini menjadi momentum kebangkitan koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia yang kontribusinya bagi ekonomi kita lebih besar dibandingkan swasta maupun BUMN.

Dia menyebutkan koperasi menjadi sokoguru perekonomian bangsa jika asset total koperasi hanya Rp281 triliun sedangkan BUMN sampai Rp 7.000 triliun dan swasta Rp 10.000 sampai Rp 20.000 triliun.

"Saya sepakat dengan Koperasi TC Invest kita sedang memasuki era baru bagi koperasi Indonesia, dan kita sangat yakin asset koperasi kita akan bisa lebih besar daripada BUMN ataupun swasta," kata dia dalam keterangannya ditulis Senin (7/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ferry menyebut koperasi kini harus adaptif dengan perkembangan zaman. "Saya senang karena begitu saya masuk dan melihat saudara/i sangat optimis. Betul koperasi kita menghilangkan inferior minded. Badan kita harus tegak seperti ditunjukkan TC Invest. Kita ingin semangat dan optimisme ini juga ada di Kemenkop. Koperasi-koperasi kita harus bisa punya pabrik sendiri, bisa menjadi konglomerat, seperti koperasi-koperasi besar di luar negeri," ujar dia.

Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi KoperasiKementerian Koperasi yang baru sehari dilantik, menjelaskan Koperasi TC Invest menjadi bukti lain betapa pentingnya digitalisasi koperasi. Hal ini menambah keyakinannya untuk semakin serius mendukung digitalisasi koperasi, antara lain dengan mengembangkan Super Apps Koperasi, termasuk pengembangan Bank Koperasi Digital untuk menggantikan Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin), serta mendukung rebranding koperasi.

ADVERTISEMENT

Ferry juga menyinggung keseriusan pemerintah membangun perkoperasian terlihat dari langkah-langkah yang sudah dan akan diambil sejauh ini, antara lain dengan memberikan wewenang kepada koperasi untuk terlibat dalam berbagai sektor dan program pemerintah, diantaranya ikut mendistribusikan pupuk bersubsidi, program Makan Bergizi Gratis dalam hal penyaluran bahan baku dan lainnya. Program ini, kata Ferry, tidak hanya mengatasi stunting tapi juga menggerakkan ekonomi rakyat. Termasuk penyediaan rumah bagi rakyat atau perumahan berbasis koperasi.

"Pak Prabowo baru saja menyetujui penambahan Rp10 triliun untuk Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang bisa digunakan untuk menggerakkan gerakan koperasi," ucap Ferry.

Sebagaimana disampaikan Ketua Pengurus Koperasi TC Invest Iqbal Alan Abdullah digitalisasi telah menyelamatkan koperasi ini pada masa-masa sulit yaitu pandemi Covid-19 lalu.

"Bayangkan semua manajemen di kantor pusat itu semua kena COVID-19 kita tidak bisa kemana-mana tapi dengan digitalisasi kita bisa bertahan karena semua transaksi kita digital. Kita punya juga aplikasi TCI Mobile dan 'Juara', kita punya sistem yang sangat transparan dan bisa dipantau kapan dan dimana saja. Kita bahkan sejak lama sudah host-to-host dengan bank-bank besar seperti BRI, BNI, BCA. Digitalisasi ini menyelamatkan kami, didukung kantor layanan di 15 lokasi di Indonesia, dan ini menjadi bukti digitalisasi sangat penting bagi koperasi di Indonesia," ucap Iqbal Alan Abdullah.

Iqbal mengaku sangat optimis koperasi akan bangkit di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Prabowo karena dipimpin oleh tokoh-tokoh yang memiliki darah koperasi. Dimulai dari Presiden Prabowo sendiri dengan kakek beliau Margono Djojohadikoesoemo merupakan ahli koperasi dan pendiri BNI, termasuk ayah beliau Prof Soemitro Djojohadikoesoemo pendiri Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI). Bahkan Prabowo sendiri sampai saat ini memilih untuk tetap menjadi Ketua Dewan Pembina Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) karena berkomitmen untuk menghidupkan kembali koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional.

"Kita menaruh harapan besar koperasi akan bangkit di era ini. Itu sebabnya rakernas kali ini kita pilih tema 'A New Era of Cooperative Towards 2045: Community, Collaboration, Competitive'. Apalagi tahun 2025 ditetapkan sebagai Tahun Koperasi Internasional oleh PBB," sambungnya.

Iqbal juga menyoroti pentingnya upaya untuk meningkatkan keanggotaan koperasi bagi Masyarakat Indonesia. Sebab saat ini masyarakat Indonesia yang mau jadi anggota koperasi baru sekitar 8,41 persen, jauh di bawah rata-rata dunia yang mencapai 16,31 persen, ini yang menyebabkan kontribusi koperasi terhadap PDB nasional sangat kecil.

"Kami sepakat dengan Kemenkop, momentum tahun 2025 sebagai International Year of Cooperatives (IYC2025) perlu kita ambil menjadi momentum bagi bangkitnya koperasi di Indonesia apalagi mengingat masih rendahnya keanggotaan masyarakat untuk masuk jadi anggota koperasi," ucap Iqbal.

(kil/kil)

Hide Ads