Eks Bos Bandara Korsel Tewas di Tengah Investigasi Kecelakaan Jeju Air

Eks Bos Bandara Korsel Tewas di Tengah Investigasi Kecelakaan Jeju Air

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 23 Jan 2025 10:47 WIB
The sun rises behind debris and the wreckage of the aircraft that crashed after it went off the runway, at Muan International Airport, in Muan, South Korea, December 31, 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo Purchase Licensing Rights
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Mantan Kepala Korea Airports Corp, Sony Chan-wan, ditemukan tewas di kediamannya, Gunpo, Seoul, Korea Selatan, pada Rabu (22/1/2025) waktu setempat. Son tewas ditengah investigasi kecelakaan Jeju Air di Bandara International Muan yang menewaskan 179 orang pada 29 Desember 2024 lalu.

Dikutip dari New York Times, kematian Son masih dalam proses investigasi. Son kuat diduga melakukan bunuh diri lantaran pihak kepolisian Korea Selatan tidak menemukan bukti pembunuhan maupun penyusupan di kediamannya. Namun, ia tidak menjadi subjek dalam investigasi kecelakaan yang dilakukan oleh Kepolisian Provinsi Jeonnam.

Untuk diketahui, Korea Airports Corporation adalah perusahaan milik pemerintah yang mengoperasikan beberapa bandara, termasuk Internasional Muan. Perusahaan tersebut mengatakan, kematian Son dilatarbelakangi masalah pribadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun salah satu subjek investigasi khusus dalam kecelakaan Boeing 737-800 adalah dinding beton di bandara Muan yang berisi susunan antena yang digunakan untuk memandu pesawat saat mendarat.

Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 meluncur ke dinding dengan kecepatan tinggi dan meledak. Kejadian itu merupakan bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan dan paling mematikan di seluruh dunia sejak kecelakaan Lion Air Penerbangan 610 pada tahun 2018 , ketika seluruh 189 orang di dalamnya tewas.

ADVERTISEMENT

Adapun standar keselamatan Korea Airports Corporation dipertanyakan usai kejadian tersebut. Banyak pihak yang berpendapat, susunan antena dipasang pada dudukan yang lebih mudah pecah, seperti di banyak bandara lain, bencana mungkin tidak terlalu parah.

Sementara pejabat pemerintah mengklaim struktur tersebut dibangun sesuai dengan peraturan keselamatan. Namun, inspeksi oleh Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa tujuh bandara negara itu, termasuk yang di Muan, tidak memenuhi standar keselamatan dan perlu meningkatkan fasilitas landasan pacunya.

Dikutip dari Reuters, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dana Transportasi Korea Selatan memutuskan perpanjang penutupan Bandara Internasional Muan hingga 18 April 2025 mendatang. Adapun bandara ini merupakan lokasi Boeing 737-800 milik Jeju Air jatuh pada 29 Desember yang menewaskan 179 penumpang.

Sebelumnya, Bandara Muan ditutup hingga 19 Januari 2025. Adapun tanggul bandara itu akan ditingkatkan, sehingga dapat menampung sistem panduan pendaratan localiser.

Keputusan itu diambil setelah Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan melakukan pengecekan untuk maskapai penerbangan dan bandara-bandara. Peningkatan dianggap perlu, termasuk localiser dan pondasinya untuk total sembilan fasilitas di tujuh bandara, termasuk bandara Muan.

Mereka akan menyelesaikan rencana untuk mengadaptasi localiser pada akhir Januari dengan tujuan menyelesaikan peningkatan dalam tahun ini. Akibat kecelakaan yang menimpa Jeju Air, Pemerintah Korea Selatan juga dikabarkan telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap enam maskapai penerbangan domestik yang mengoperasikan Boeing 737-800.

Lihat Video: Fakta-Fakta Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel Tewaskan 179 Orang

[Gambas:Video 20detik]



(rrd/rrd)

Hide Ads