Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan bahwa saat ini Indonesia menjadi tujuan investasi digital terbesar kedua di ASEAN. Meski begitu, Meutya menyampaikan bahwa hal ini tidak sesuai target keinginan pemerintah yang menginginkan menjadi yang pertama.
"Indonesia saat ini merupakan tujuan investasi digital terbesar kedua di ASEAN. Ini memang belum sesuai target kita," kata Meutya di Hotel The Westin Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Meutya menyampaikan posisi investasi digital Indonesia mencapai US$ 21,9 miliar. Posisi ini masih didominasi Indonesia di sektor e-commerce yang menyumbang 40% pangsa pasar ASEAN dengan nilai US$ 77 miliar pada 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menyadari potensi yang besar tersebut, Meutya menyampaikan bahwa Indonesia perlu memperkuat proses transformasi digital agar bisa lebih bermakna untuk kedaulatan dan kemandirian digital di Indonesia.
Melalui tiga fokus yakni inklusif, memperdayakan dan dipercaya. Meutya menyampaikan bahwa prinsip inklusif tidak terbatas pada pemerataan akses internet yang merata saja tapi juga mendengarkan kepentingan partisipasi masyarakat.
Kemudian prinsip memperdayakan, ia menjelaskan prinsip ini menegaskan bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Yang terakhir, prinsip percaya dan berdaulat yakni menciptakan teknologi yang aman, produktif, dan juga mandiri," katanya.
Meutya mengatakan tahun 2025 menjadi momentum penting dalam menyiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi 2030, di mana 68% populasi berada dalam usia produktif.
"Ini peluang besar. Kita harus memastikan generasi muda siap bersaing secara global dengan 9 juta talenta digital yang kompeten," tambahnya.
(kil/kil)