Perang Dagang AS-China Bikin Yuan Loyo

Perang Dagang AS-China Bikin Yuan Loyo

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 05 Feb 2025 11:31 WIB
Mata Uang Yuan
Foto: Chinadaily.com
Jakarta -

Mata uang China, Yuan mengalami pelemahan pada Rabu (5/2) lantaran adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Mata uang AS, dolar naik lebih dari 0,5% terhadap yuan hingga mencapai level tertinggi di 7,2856 setelah perdagangan dalam negeri dibuka.

Kebijakan Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) menetapkan nilai tengah yuan yang lebih kuat dari perkiraan tak berpengaruh. Yuan diizinkan untuk diperdagangkan dalam kisaran 2% dari nilai tengah tersebut.

Penetapan nilai tukar ini diawasi ketat oleh investor untuk mencari petunjuk apakah Beijing akan membiarkan mata uangnya melemah guna mengurangi dampak dari tarif baru yang luas yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui China baru saja memberlakukan tarif pada impor AS sebagai tanggapan cepat terhadap bea masuk AS terhadap barang-barang Tiongkok. Pada hari yang sama, Trump mengatakan bahwa ia tidak terburu-buru untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping guna meredakan perang dagang baru antara dua ekonomi terbesar di dunia.

"Prediksi dasar kami adalah bahwa Tiongkok akan meningkatkan toleransinya terhadap pelemahan mata uang sebagai respons terhadap tarif AS," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA) dikutip dari Reuters, Rabu (5/2/2025).

ADVERTISEMENT

"Saya pikir pada akhirnya, membiarkan yuan melemah akan menjadi salah satu respons yang diambil Tiongkok, dan saya mengharapkan lebih banyak pembalasan dari Tiongkok jika AS membalas dengan tarif yang lebih tinggi lagi," tambahnya.

Yuan luar negeri (offshore yuan) hampir tidak berubah di 7,2892 per dolar pada hari Rabu, setelah jatuh ke rekor terendah di 7,3765 per dolar pada awal minggu.

Dolar Australia, yang sering digunakan sebagai proksi cair untuk yuan, sedikit melemah di $ 0,6247, meskipun masih bertahan dengan kenaikan 0,47% semalam. Sementara itu, dolar Selandia Baru terakhir diperdagangkan di $ 0,5653.

Di pasar yang lebih luas, volatilitas mata uang sedikit mereda setelah awal minggu yang bergejolak akibat tarif tinggi yang diberlakukan Trump terhadap mitra dagang utama AS. Tarif terhadap Meksiko dan Kanada telah ditunda setelah adanya negosiasi.

Dolar AS melemah, memberikan sedikit kelegaan bagi mata uang yang sebelumnya tertekan seperti euro, yang kembali naik di atas level $ 1,02 dan terakhir diperdagangkan di $ 1,0374.

(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads