Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai 5,03%. Dari sisi pengeluaran, penyumbang utama pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 54,04% terhadap pertumbuhan ekonomi 2024 dan tumbuh 4,94%. Pertumbuhan ini lebih baik jika dibandingkan 2023 yang tumbuh 4,82%.
"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan sepanjang 2024, konsumsi rumah tangga memberikan sumber pertumbuhan terbesar sepanjang 2024 yaitu 2,60%" kata Amalia dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amalia menjelaskan, konsumsi rumah tangga tumbuh seiring meningkatnya aktivitas dan mobilitas rumah tangga. Kelompok konsumsi yang tumbuh paling tinggi yakni transportasi dan komunikasi yang tumbuh 6,56%, serta restoran dan hotel yang tumbuh 6,53%.
"Mobilitas masyarakat yang meningkat menyebabkan kebutuhan konsumsi terhadap transportasi dan komunikasi juga meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang angkutan rel, laut dan udara. Komponen berikutnya dari konsumsi rumah tangga yang meningkat tinggi adalah restoran dan hotel. Hal ini seiring dengan meningkatnya kegiatan wisata selama akhir tahun, terutama saat libur sekolah dan libur hari besar keagamaan nasional," jelas Amalia.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi 2024 dari sisi pengeluaran berasal dari komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 4,61%, di mana distribusi komponen ini adalah yang kedua terbesar yaitu sebesar 29,15%. Komponen ini memberikan sumber pertumbuhan 1,43% terhadap ekonomi 2024.
"Untuk komponen PMTB, terlihat tumbuh positif dan tercermin pada beberapa indikator kelompok barang modal terutama. Hal ini terlihat adanya peningkatan realisasi investasi PMA dan PMDN, lalu PMTB yang berasal dari pemerintah dan swasta juga terlihat tumbuh positif," ucapnya.
Komponen dengan pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran yaitu konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yakni 12,48%. Hal ini didorong antara lain oleh peningkatan aktivitas pada Pemilu dan Pilkada di 2024.
"Komponen ini berkontribusi sebesar 1,36% terhadap PDB dari sisi pengeluaran," jelas Amalia.
Kemudian konsumsi pemerintah tumbuh 6,61%, ekspor tumbuh 6,51% dan impor tumbuh lebih besar yakni 7,95%. Hal ini yang membuat pertumbuhan ekonomi 2024 sedikit melemah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2023 yang sebesar 5,05%.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 ini melambat. Memang pertumbuhan dari konsumsi rumah tangga dan PMTB lebih baik dari 2023, tetapi kalau kita lihat dari grafik sumber pertumbuhan ekonomi, satu komponen yang menahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi adalah dari net ekspor karena net ekspor memberikan sumbangan, walaupun tetap positif tetapi karena positifnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan 2023, maka sumbangan terhadap pertumbuhannya terlihat negatif 0,21%" ungkap Amalia.
(aid/fdl)