Tok! Harga Jagung di Petani Jadi Rp 5.500/Kg

Tok! Harga Jagung di Petani Jadi Rp 5.500/Kg

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 07 Feb 2025 16:39 WIB
Para petani panen jagung di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Para pelaku usaha serta stakeholder jagung diminta menyerap secara optimal hasil panen petani.
Foto: dok. Badan Pangan Nasional
Jakarta -

Pemerintah resmi menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung di tingkat petani sebesar Rp 5.500 per kilogram (kg). Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Nomor 18 Tahun 2025.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan penetapan HPP jagung ini menjadi landasan bagi Perum Bulog dalam rangka menyerap hasil panen petani jagung dalam negeri untuk memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).

"Penetapan HPP jagung ini berdasarkan hasil Rakortas Menko Bidang Pangan pada awal Januari lalu. Pada saat itu ditetapkan pemberlakuan kenaikan HPP jagung ke Rp 5.500 per kilogram untuk awal Februari ini dengan mempertimbangkan musim panen jagung," ujar Arief dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Implementasi HPP ini juga demi menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan petani. Tentunya kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong swasembada pangan nasional.

"Penetapan harga ini bertujuan untuk melindungi petani dari fluktuasi harga yang merugikan serta memastikan harga jagung tetap kompetitif bagi industri hilir. Dengan HPP sebesar Rp 5.500 per kg, kami berharap keseimbangan antara produsen dan konsumen tetap terjaga," tambah Arief.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 14% pada triwulan pertama 2025 dapat mengalami peningkatan 1,4 juta ton atau 41,38% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada Januari 2025 ini proyeksi produksinya dapat mencapai 1,33 juta ton, Februari 1,39 ton, dan Maret 2,08 juta ton. Totalnya menjadi 4,81 juta ton.

Sementara pada triwulan 2024 yang lalu berada di total 3,40 juta ton. Dengan Januari 2024 di angka 512 ribu ton, Februari di 838 ribu ton, dan Maret 2,05 juta ton. Adanya eskalasi signifikan produksi jagung dalam negeri tentunya disikapi komitmen pemerintah untuk menyerap guna mempertebal stok CJP yang dikelola oleh BUMN pangan

"Hasil produksi petani jagung ini harus diserap oleh pemerintah menjadi cadangan pangan nasional melalui peran Bulog sebagai offtaker. Jadi dengan HPP ini kita semua tentunya berharap sedulur petani mendapatkan harga yang baik, pada saat yang sama Bulog mampu memperkuat stok jagung pemerintah yang nantinya digunakan untuk intervensi stabilisasi," urai Arief.

Adapun untuk memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP), Bulog ditargetkan menyerap 1 juta ton jagung pipilan kering pada tahun 2025 atau sekitar 5,8 persen dari total proyeksi produksi jagung nasional sebesar 17,7 juta ton. Sementara untuk target penyaluran berupa SPHP jagung sebesar 250 ribu ton pada tahun 2025.

Tonton juga Video: Prabowo Naikkan Harga Gabah-Jagung, PAN: Lompatan yang Luar Biasa

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads