Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memandang investasi dan perdagangan masih menjadi kunci untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu pun menyoroti bagaimana Indonesia harus menggenjot pertumbuhan ekspor dan menyeleksi komposisi impor.
"Saya pikir perdagangan masih akan sangat penting bagi kita, mungkin dalam cara industrialisasi berorientasi ekspor, seperti pada tahun 90-an dan 2000-an tetapi lebih pada, bagaimana kita menggunakan perdagangan, baik ekspor maupun impor, untuk benar-benar dapat mengakses masukan terbaik, sumber daya terbaik, termasuk jasa," kata dia dalam Mandiri Investment Forum (MIF) Indonesia 2025 di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya Indonesia perlu memperhatikannya rantai pasok dan melihat betul-betul peluang untuk ekspor. Ia mengatakan, pada saat yang sama kebutuhan dalam negeri juga harus diperhatikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga tidak hanya menguntungkan pasar ekspor yang kita ekspor, tetapi juga pasar domestik dan kemampuan domestik. Karena begitulah banyak negara lulus dengan memperdalam rantai pasokan," jelasnya.
Selain itu, Mari menyebut kebutuhan tenaga kerja juga harus menjadi sorotan. Untuk itu, kata dia sektor jasa juga perlu digenjot, selain manufaktur. Menurutnya, sektor jasalah yang telah menyerap tenaga kerja paling tinggi.
"Pangsa PDB Indonesia dari jasa, serta lapangan kerja di bidang jasa, telah meningkat, tetapi sebagian besar berada di sektor jasa, seperti perdagangan, ritel, konstruksi, dan ini benar-benar sektor informal. Itulah yang kita sebut sebagai pemberi kerja pilihan terakhir. Angka-angka menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja terbesar dalam lima tahun terakhir adalah sektor jasa," terangnya.
Lanjutnya, daya saing dan iklim investasi perlu ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat. Selain itu diperlukan juga memodernisasi sektor jasa dan sektor informal.
"Ini adalah isu yang sangat penting, dan apa peran pemerintah? Peran pemerintah adalah untuk membuka, sebenarnya, pembatasan pada banyak sektor jasa, baik itu pendidikan, kesehatan, sudah mulai ada, rumah sakit asing dan universitas asing yang diizinkan untuk beroperasi, dan juga layanan bisnis yang lebih modern. Dan saya pikir kita memiliki kebutuhan dalam hal jenis layanan modern,"terangnya.
(acd/acd)