Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang masih digodok pemerintah akan mendanai proyek-proyek terkait hilirisasi.
"Pak Presiden Prabowo lewat Danantara-nya, sudah menyampaikan kepada kami, proyek-proyek strategis yang memiliki nilai tambah dan yang market-nya captive itu semuanya akan dibiayai Danantara," kata Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum di Fairmont Jakarta, Selasa (11/2/2025).
"Kalau tidak salah, Bank Mandiri adalah bagian yang nanti masuk di Danantara yang akan membiayai proyek-proyek hilirisasi dan ini saya kasih kepada para investor," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Bahlil menjelaskan pemerintah berencana mengguyur dana investasi hingga US$ 618 miliar atau setara dengan Rp 10.124,69 triliun (kurs Rp 16.383/dolar AS) untuk program-program terkait hilirisasi hingga 2040 mendatang. Dari jumlah itu, 90% di antaranya akan digunakan untuk hilirisasi sektor tambang.
"Kita sampai dengan 2040 dulu dalam program kami roadmap, tapi kemudian dikoreksi oleh Bapak Presiden Prabowo, kita total investasi dari 28 komoditas itu ada kurang lebih sekitar US$ 618 miliar," jelasnya.
"Tapi yang saya mau sampaikan adalah dari total US$ 618 miliar dari 28 komoditas, 91%-nya ada di Kementerian ESDM, 91%. Termasuk membangun ekosistem daripada baterai mobil," tambah Bahlil.
Dalam paparannya, dana investasi sebesar ini akan meningkatkan PDB hingga US$ 235,9 miliar (Rp 3.864,74 triliun) dan ekspor US$ 857,9 miliar (Rp 14.054,97 triliun). Di luar itu ada juga peluang penciptaan lapangan kerja hingga 3.016.179 orang.
(fdl/fdl)