Pemerintah Impor 200 Ribu Ton Gula Tahun Ini, Begini Penjelasannya

Pemerintah Impor 200 Ribu Ton Gula Tahun Ini, Begini Penjelasannya

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 17 Feb 2025 13:57 WIB
Pemerintah Impor Gula 200 Ribu Ton Tahun Ini.
Foto: Retno Ayuningrum/detikcom: Foto: Kepala Badan Pangan, Arief Prasetyo (Jaket Hijau)
Jakarta -

Pemerintah berencana mengimpor gula sebesar 200 ribu ton tahun ini. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi membeberkan alasan pemerintah mengambil keputusan tersebut di tengah target setop impor gula mulai tahun ini.

Arief mengatakan pemerintah akan mengimpor raw sugar (gula mentah) untuk cadangan pangan pemerintah. Keputusan itu diambil lantaran pemerintah melihat gejolak harga gula yang mulai naik. Stok cadangan gula hari ini digelontorkan saat harga gula bergerak naik sembari menunggu panen raya yang jatuh pada April-Mei.

"Ini juga sebagai cadangan pangan pemerintah. Kita 200 ribu ton itu kan nggak sampai 3 minggu kan. Karena kebutuhan kita kan 250 ribu ton sebulan. Jadi untuk cadangan yang sekarang harus dikeluarkan. Karena kalau harga gula hari ini kan naik. Berarti gula yang di stok sekarang ini harus dikeluarkan. Harus, harus dikeluarkan segera sehingga nanti masuk stok baru salah satunya adalah dari panen April dan May," kata Arief saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief menyebut saat ini harga gula di petani mencapai Rp 15.700. Padahal, pemerintah telah menetapkan harga sebesar Rp 14.500/kg. Untuk itu, dia menjelaskan pemerintah harus menjaga harga gula di tingkat petani.

"Karena kita sudah sepakat harganya itu Rp 14.500. Hari ini lelang gula itu Rp15.700 di petani. Hari ini Rp15.700 lelang gula petani di BUMN, di pabrik gula. Jadi kita harus jaga harga," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Arief memastikan raw sugar yang diimpor akan ditujukan untuk gula konsumsi, bukan industri. Kemudian penugasan impornya akan diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, seperti ID Food, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), hingga Bulog.

Meski begitu, Arief belum bisa memastikan kapan impor gula masuk ke Indonesia. Sebab, saat ini masih dibahas ke lintas kementerian.

"Biasanya ini perlu waktu memang ya. Perlu waktu karena ini kita selesai dapat risalah. Habis itu baru kita bisa minta mereka bidding penugasan dari Menteri BUMN karena ini BUMN-BUMN di bidang pangan. Nanti Badan Pangan tentunya akan bersama kementerian-kementerian lembaga terkait, termasuk Kemenko Pangan untuk siapkan itu. Tapi nomor satu adalah perlu dicatat adalah kita harus jaga harga gula, harga tebu petani. Nggak boleh harga itu jatuh," terang dia.

Tahun ini, pemerintah menggaungkan setop impor komoditas pangan, termasuk gula untuk mencapai swasembada pangan. Keputusan impor gula, tentunya tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah yang ingin setop impor.

Menanggapi hal itu, Arief menjelaskan swasembada pangan produksinya dipenuhi dari dalam negeri sebesar 90%. Kemudian, dia menyebut tahun lalu pemerintah impor gula sebesar 700 ribu ton.

"Kalau swasembada itu artinya kalau produksinya dipenuhi dari lokal 90% sampai 100%. Itu swasembada. Kalau gula selama ini, tahun lalu kan kita mengimpor sekitar 700 ribu ton. Nah kemarin sebenarnya stok awal di 2024 juga cukup. Dan sekarang kalau ditanya stok kita ada sekitar 4,5 juta ton sampai 5 bulan ke depan. Sampai dengan nanti. Biasanya dipersiapkan sampai dengan panen tebu. Panen tebu kita," tambah dia.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads