Sofyan Djalil Jadi Menneg BUMN Berkat Garis Tangan
Rabu, 09 Mei 2007 17:20 WIB

Jakarta - Menneg BUMN Sofyan Djalil mengaku dirinya tak punya apa-apa. Kalaupun toh ia jadi Menneg BUMN, itu semua berkat garis tangan. Boleh percaya, boleh tidak.Dalam kesempatan serah terima jabatan Menneg BUMN, Sofyan merendahkan diri dengan menyatakan bahwa pengalaman korporasinya masih terbatas."Saya cuma sebagai komisaris dibeberapa BUMN dan komisaris independen juga. Saya suka katakan kalau saya ini afakir, seseorang yang tidak punya apa-apa, mungkin cuma garis tangan saja yang membuat saya jadi menteri," ucap Sofyan.Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan serah terima jabatan Meneg BUMN, di Graha Sawala Departemen Keuangan, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/5/2007).Sofyan pun menyampaikan pandangannya mengenai BUMN saat ini. Menurutnya, posisi top manajemen di BUMN sebagian besar dipegang oleh golongan tua. Menneg BUMN Sofyan Djalil pun menilai perlunya regenerasi ditubuh BUMN."Kita harus mempercepat regenerasi, tetapi itu bukan berarti saya ingin mengganti bapak-bapak yang ada disini, tapi kita harus siapkan anak-anak muda untuk segera naik," ujar Sofyan.Menurutnya, regenerasi di tubuh BUMN jarang atau bahkan tidak terjadi. Namun ia menilai masih bercokolnya orang-orang tua tersebut disatu sisi bagus karena memiliki pengalamamn dan kearifan untuk mengelola BUMN. Sofyan mencontohkan pada pertemuan Islamic Forum di Karachi, Pakistan beberapa waktu lalu, sebanyak 120 delegasi Malaysia usianya masih tergolong angkatan muda yakni sekitar 40 tahunan. Sementara dari Indonesia diwakili oleh orang-orang yang tergolong tua. Ditambahkan Sofyan, penerapan GCG di BUMN juga perlu ditingkatkan. Menurut Sofyan, seharusnya Kementerian BUMN dalam campur tangan keputusannya hanya bertindak sebagai koordinator RUPS saja. Sehingga untuk keputusan manajerial diserahkan kepada direksi untuk mengambil keputusan yang dirasa sebagai yang terbaik."Jadi keputusan ada ditangan bapak-bapak (dirut BUMN) sekalian. Kalau toh keputusan yang diambil salah, yang masuk penjarakan bapak-bapak, bukan kami," tukas Sofyan, yang disambut tawa hadirin.Dilanjutkan Sofyan, kedepan tantangan yang dihadapi BUMN semakin besar, ini terlihat dari target belanja modal yang tahun ini sebesar Rp 114 triliun dan meningkat signifikan pada tahun 2008 sebesar Rp 150 trliun.
(hdi/qom)