Kabinet Prabowo Dikritik Gemuk, Airlangga: Ini Kabinet Fokus

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2025 15:55 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto - Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons kritikan yang menyebut bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki kabinet yang gemuk. Ia pun menyamakannya dengan kawasan Uni Eropa.

Airlangga mengatakan, pihaknya menyebut Kabinet Merah Putih dengan 48 kementerian ini sebagai kabinet yang fokus. Langkah ini dibutuhkan dengan harapan program-program prioritas unggulan pemerintah bisa terealisasi.

"Sedikit komentar mengenai kabinet (gemuk), nah itu saya response. Kabinet ini, kami menyebutnya kabinet yang fokus. Jadi lebih narrow width (lebar), sehingga harapannya program-program unggulan ini dengan tujuh koordinasi bisa lebih fokus," kata Airlangga, dalam acara Economic Insight 2025 di Westin Hotel Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Selain itu, Airlangga juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan lebih dari 17 ribu pulau. Menurutnya, skala wilayah Indonesia tidak jauh berbeda dengan Uni Eropa yang memiliki 27 negara.

"Jadi Pak Arifin, di Eropa itu ada 27 Menteri Keuangan, ada 27 Menteri Luar Negeri, ada 27 Menteri Ekonomi, ada 27 yang ngurus perdagangan dan yang lain. Jadi kalau di Indonesia masing-masing satu sih, sudah baik dan luar biasa," ujarnya.

Di sisi lain, ia juga memperingatkan kondisi global yang masih penuh dengan ketidakpastian. Salah satu penyebabnya ialah kondisi geopolitik global yang masih meradang, dengan adanya perang di beberapa negara.

"Perang Ukraina belum selesai. Namun perang Ukraina kali ini kan kita berharap Rusia-Ukraina ini dengan adanya Trump 2.0, ini akan ada titik-titik terangnya. Kemudian di Gaza juga sudah mulai ada keredaan walaupun belum sepenuhnya selesai," kata dia.

Airlangga juga berharap, dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump jilid II, disertai dengan berbagai kebijakan yang diambil, perdamaian bisa muncul. AS juga telah mengadakan pertemuan dengan Arab Saudi untuk membahas upaya penghentian perang.

Pertumbuhan ekonomi global juga diramalkan dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Diproyeksikan pertumbuhannya pada tahun ini hanay berkisar di 2,7% s.d 3,3%. Airlangga mengatakan, kondisi ini jauh lebih rendah ketimbang saat Covid-19.

Simak juga Video: Prabowo Tak Peduli soal Kritik Kabinet Gemuk: Yang Penting Hasilnya!




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork