Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan impor gula tetap diperbolehkan tahun ini. Jenis gula yang diimpor adalah raw sugar yang digunakan untuk kebutuhan industri.
Zulhas mengatakan impor gula diputuskan jalan terus atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Sementara komoditas lainnya seperti beras, jagung dan garam tetap ditargetkan untuk tidak impor lagi tahun ini.
"Kami ikhtiar dulu, perbaiki irigasi dan lain-lain, kita larang, tidak impor beras, kita sudah putuskan dalam rapat tidak boleh impor jagung, tidak boleh impor garam. Gula sudah boleh," kata Zulhas dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan keputusan impor gula diambil lantaran pemerintah melihat gejolak harga gula yang mulai naik, meskipun produksi dalam negeri mencukupi.
"Kalau swasembada itu artinya kalau produksinya dipenuhi dari lokal 90% sampai 100%, itu swasembada. Kalau gula selama ini, tahun lalu kan kita mengimpor sekitar 700 ribu ton," kata Arief saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (17/2).
Baca juga: Mendag Siapkan Izin Impor Gula 200 Ribu Ton |
RI Mau Impor 200 Ribu Ton Gula
Menteri Perdagangan Budi Santoso sedang menyiapkan persetujuan impor (PI) gula mentah (raw sugar) 200 ribu ton. Importasi itu merupakan penugasan dari pemerintah kepada BUMN pangan untuk memenuhi kebutuhan cadangan pangan pemerintah (CPP).
Rencana impor gula ini berdasarkan keputusan dari rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama kementerian di bidang pangan.
"Nanti saya cek lagi ya. Tapi kalau sudah ditetapkan di rakortas, sudah masuk ke kami, langsung kita keluarkan (PI)," kata Budi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Kembali ke Arief, dia bilang saat ini stok cadangan gula mencapai 4,5 juta ton, sedangkan kebutuhan gula konsumsi mencapai 250 ribu ton. Melihat hal itu, stok saat ini dinilai hanya mencukupi hingga 5 bulan ke depan.
"(Impor gula) ini juga sebagai cadangan pangan pemerintah. Kita 200 ribu ton itu kan nggak sampai 3 minggu kan karena kebutuhan kita kan 250 ribu ton sebulan. Jadi untuk cadangan yang sekarang harus dikeluarkan karena kalau harga gula hari ini kan naik, berarti gula yang distok sekarang ini harus dikeluarkan. Harus, harus dikeluarkan segera sehingga nanti masuk stok baru salah satunya adalah dari panen April dan Mei," terang Arief.
Arief menyebut saat ini harga gula di petani mencapai Rp 15.700/kg, padahal pemerintah telah menetapkan harga sebesar Rp 14.500/kg. Untuk itu, dia menjelaskan pemerintah harus menjaga harga gula di tingkat petani.
Meski begitu, Arief belum bisa memastikan kapan impor gula masuk ke Indonesia. Sebab, saat ini masih dibahas ke lintas kementerian.
"Biasanya ini perlu waktu memang ya. Perlu waktu karena ini kita selesai dapat risalah. Habis itu baru kita bisa minta mereka bidding penugasan dari Menteri BUMN karena ini BUMN-BUMN di bidang pangan. Nanti Badan Pangan tentunya akan bersama kementerian-kementerian lembaga terkait, termasuk Kemenko Pangan untuk siapkan itu. Tapi nomor satu adalah perlu dicatat adalah kita harus jaga harga gula, harga tebu petani, nggak boleh harga itu jatuh," jelas dia.
Simak Video 'Kejagung Sita Rp 565 Miliar di Kasus Korupsi Impor Gula':
(aid/ara)