Danantara: Harapan Lama, Kecemasan Baru

Kolom

Danantara: Harapan Lama, Kecemasan Baru

Riant Nugroho - detikFinance
Senin, 03 Mar 2025 10:21 WIB
Presiden Prabowo Subianto (kelima kiri) didampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka (ketiga kiri) bersama Presiden ketujuh  Joko Widodo (keempat kanan), Presiden keenam  Susilo Bambang Yudhoyono (keempat kiri), Wapres ke-13  Maruf Amin (kedua kanan), Wapres ke-12  Jusuf Kalla (ketiga kanan), Wapres ke-11  Boediono (kedua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), serta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani (kanan) meluncurkan secara simbolis badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Presiden Prabowo mengatakan bahwa Danantara sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia itu akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/app/nz
Presdien Prabowo Subianto saat meluncurkan Danantara. Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Kecemasan Baru

Dunia mengalami paceklik (kemarau panjang) kapital, terutama setelah krisis pasar modal AS tahun 2008 dan menyebar ke seluruh dunia, krisis pinjaman Zona Euro yang diawali dari krisis keuangan Yunani pada 2009, dan 2019 dihempas pandemi global COVID-19.

Total utang global pada 2024 mencapai US$ 318 triliun, dan IMF memperkirakan tetap tinggi, karena pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, 2,6% di tahun 2024, dan 2,7% di tahun 2025. Pemulihan Eropa ditolong oleh Marshal Plan Amerika, karena saat itu Eropa bangkrut, namun Amerika tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ini, ibarat, semua ekonomi sedang sulit, tidak juga bagi Amerika, China, atau Rusia, dan Zona Eropa. Sementara, Indonesia, yang berada pada ranking 27 daya saing global, kalah dalam lomba menarik investasi global dengan India yang berada pada ranking 38.

Bahkan, kalah dari Vietnam yang tidak masuk daftar. PDB India tumbuh 5,4% pada tahun 2024, Vietnam 7,09%, sementara Indonesia 5,03%.

ADVERTISEMENT

Mengandalkan investasi internasional semata, nampaknya seperti pungguk merindukan bulan. Karena itu, Pemerintah membuat kebijakan terobosan mendirikan Badan Pengelola Investasi Danantara, dengan UU No. 1/2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 19/2003 tentang BUMN, dan PP No. 10/2025 tentang Ortala BPI Daya Anagaata Nusantara.

Selain cita-cita menjadi negara makmur sejahtera, ternyata Danantara adalah juga harapan lama, yang dinilai relevan, yang dinyatakan oleh Sumitro Djojohadikusumo pada akhir 1980-an. Ide yang ditolak Menkeu JB Sumarlin pada Desember 1996, adalah mengambil sebagian dividen BUMN untuk dialihkan di suatu investment fund untuk membeli saham perusahaan swasta yang menguntungkan. Malaysia justru mengembangkan dalam bentuk perusahaan induk BUMN Khazanah Bhd. tahun 1993.

Danantara, meningkatkan gagasan Sumitro, dari hanya mengambil sebagian dividen BUMN, meniru Malaysia, justru mengambil alih seluruh BUMN. Target total aset yang akan dikelola mencapai lebih dari U$ 900 miliar (sekitar Rp 14.670) yang merupakan kombinasi dari seluruh aset BUMN, (99%, di luar 1% saham seri A), dan tenggat waktunya adalah akhir Maret 2025.

Dan, Danantara akan mengambil seluruh dividen BUMN, dari sebelumnya masuk ke APBN. Dana awalnya berasal dari Penghematan APBN US$ 20 miliar (sekitar Rp 326 triliun).

Kebijakan yang banyak dinilai ambisius ini membawa kecemasan baru. Dinyatakan konsolidasi BUMN akan berada di satu tangan secara operasional -berubah dari pengelolaan secara regulasional di Kementerian BUMN yang hanya akan memegang saham Seri-A.

Jika Temasek dan Khazanah diarahkan untuk membeli saham-saham perusahaan yang bagus dan meningkat nilainya di pasar internasional, maka Danantara dinyatakan akan membiayai proyek-proyek nasional yang berdampak tinggi di sektor energi terbarukan, industri hilir, manufaktur canggih, produksi pangan, dll.

Lanjut ke halaman berikutnya



Simak Video "Video: Danantara Akan Dapat Kucuran Dividen Rp 170 T per Tahun"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads