Produksi Beras Januari-April Diperkirakan 13,95 Juta Ton, Tertinggi dalam 7 Tahun

Produksi Beras Januari-April Diperkirakan 13,95 Juta Ton, Tertinggi dalam 7 Tahun

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 03 Mar 2025 12:13 WIB
Pekerja melakukan aktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (17/10/2023). Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras hari ini, Selasa (17/10/2023) naik Rp 40 jadi Rp 13.210 per kg beras medium. Dan, naik Rp 20 ke Rp 14.970 per kg beras premium. Data diakses pukul 12.47 WIB.
Ilustrasi/Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras sepanjang Januari-April 2025 mencapai 13,95 juta ton. Jumlah itu naik 2,88 juta ton beras atau meningkat 25,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dengan potensi tersebut, produksi beras sepanjang Januari-April 2025 akan menjadi yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir atau sejak 2019.

"Jika dibandingkan dengan realisasi produksi pada tahun-tahun sebelumnya, potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2025 diperkirakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir atau sejak 2019," kata wanita yang akrab disapa Winny dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih rinci dijelaskan, produksi beras untuk konsumsi pangan masyarakat pada Januari 2025 diperkirakan 1,24 juta ton atau naik 42,21% dibandingkan Januari 2024 yang sebesar 0,87 juta ton.

Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Februari-April 2025 diperkirakan 12,71 juta ton, meningkat 2,51 juta ton atau naik 24,60% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"Dengan demikian produksi beras sepanjang Januari-April 2025 diperkirakan akan mencapai 13,95 juta ton beras atau mengalami peningkatan 2,88 juta ton beras atau naik sebesar 25,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," bebernya.

Ia membeberkan, secara umum sepanjang Februari-April 2025 potensi panen sebagian besar terkonsentrasi di provinsi pulau Jawa dan sebagian di provinsi pulau Sumatera seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung dan provinsi Sulawesi Selatan.

"Pada level kabupaten/kota, potensi panen yang relatif besar antara lain terjadi di Banyu Asin, Grobogan, Bojonegoro, Subang dan Indramayu," jelasnya.

Potensi peningkatan produksi beras sejalan dengan hasil amatan survei Kerangka Sampel Area (KSA) pada Januari 2025, yang memperlihatkan bahwa sekitar 5,30% lahan pertanian untuk budidaya tanaman padi telah mengalami fase panen. Angka ini meningkat dibandingkan Januari 2024 yang sebesar 3,93%.

Hasil amatan juga memperlihatkan bahwa sekitar 58,84% lahan pertanian untuk budi daya tanaman padi sedang ditumbuhi tanaman padi atau standing crop pada fase vegetatif awal sekitar 23,32%, kemudian sebagian memasuki fase vegetatif akhir sebesar 21,64% dan fase generatif sebesar 13,87%.

Kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan Januari 2024 di mana proporsi standing crop pada saat itu hanya sebesar 50,33% dari luas lahan pertanian untuk budidaya tanaman padi.

"Kondisi panen dan standing crop yang lebih baik pada Januari 2025 dibandingkan Januari 2024 menunjukkan bahwa potensi panen padi sepanjang Januari-April tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu," ucapnya.

(aid/ara)

Hide Ads