Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi bertemu Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi gelar koordinasi untuk memastikan kesiapan Angkutan Lebaran pada periode libur Lebaran 2025 mendatang. Pertemuan ini dilakukan lantaran Jabar menjadi salah satu daerah dengan pergerakan mudik tertinggi selama periode libur Lebaran 2025.
Adapun survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub mencatat 52% dari total jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 146,48 juta jiwa akan melakukan pergerakan pada periode libur Lebaran.
Di Pulau Jawa sendiri, pergerakan diprediksi sebanyak 51,3% atau sebanyak 81,5 juta orang dengan mayoritas penduduk berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
"Pergerakan masyarakat dari dan menuju Jawa Barat pada masa Angkutan Lebaran diperkirakan akan tinggi. Sehingga, koordinasi dan kerja sama antara Kemenhub dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi krusial," kata Dudy dikutip dari situs Kementerian Perhubungan, Selasa (4/3/2025).
Pertemuan dengan Pemprov Jabar juga dilakukan untuk memitigasi potensi penumpukan di gerbang tol Jabar sebagai akses keluar dan masuk Jakarta. Survei BKT mencatat, peningkatan volume kendaraan yang keluar dari Jakarta akan meningkat hingga 60% pada puncak arus mudik.
"Lalu lintas masyarakat yang keluar dari Jakarta ini melibatkan setidaknya 8 Gerbang Tol (GT). Sebanyak 3 gerbang tol berada di wilayah Jawa Barat yang juga menjadi pusat bangkitan pada arus mudik Lebaran 2025. Kita perlu koordinasi untuk mengantisipasi potensi kemacetan pada titik-titik tersebut," jelasnya.
Selain itu, Dudy juga mengingatkan potensi pasar tumpah yang kemungkinan akan muncul pada masa Angkutan Lebaran. Berdasarkan data tahun sebelumnya, terdapat 25 lebih pasar tumpah di jalur mudik arteri dari arah Jakarta melewati Jabar menuju Jawa Tengah yang berpotensi kembali terjadi pada tanggal 26 - 29 Maret 2025.
Untuk itu, Dudy berharap ada pengendalian dan pengaturan yang dilakukan Pemrov Jabar unutk mengatasi potensi kemacetan yang diakibatkan oleh pasar tumpah serta hambatan samping dari pasar tersebut.
Selain pengaturan dan rekayasa lalu lintas, ia juga mengaku butuh dukungan lainnya, seperti Posko Pelayanan dan Monitoring Angleb di kawasan Jawa Barat, memastikan kesiapan armada transportasi, dan konsolidasi penyelenggaraan mudik gratis.
Ia berharap, dilakukan peningkatan akses dan layanan angkutan feeder bagi para pemudik menuju terminal, pelabuhan, stasiun, dan bandara. Selain itu, agar penyediaan informasi mudik dan sosialisasi keselamatan mudik dapat diintensifkan.
Sementara untuk pasar tumpah, Dedi Mulyadi mengaku akan memberikan kompensasi kepada para pedagang. Hal ini dilakukan agar para pedagang tidak melakukan aktivitas di pinggir jalan atau pasar tumpah selama 2 minggu di masa angkutan Lebaran.
(hns/hns)